Artikel ke-1.476
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada hari Selasa (14/3/2023) sebanyak 145 dai dan daiyah Program Kafilah Dakwah (Kafda) Ramadhan telah resmi dilepas di Kampus STID M. Natsir, Tambun, Bekasi, untuk diberangkatkan ke berbagai daerah tempat tugas masing-masing. Inilah salah satu program dakwah tahunan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (Dewan Da’wah).
Melalui dukungan donasi sahabat dan para donatur, Laznas Dewan Dakwah bisa turut mendukung pengiriman para dai dan daiyah Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir. Mereka dikirim untuk berdakwah melakukan pembinaan masyarakat di bebagai penjuru negeri, selama bulan Ramadhan 1444 Hijriyyah tahun 2023.
Titik yang menjadi target dakwah Ramadhan tahun ini, diantaranya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Barat – khususnya daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bali, Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara.
“Program yang akan dilakukan para dai di tempat tugas di antaranya: pelatihan pengurusan jenazah, pembinaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dan majelis taklim, bakti sosial, penghijauan (go green), dan dauroh untuk para remaja,” kata Zahrotunnisa, mewakili daiyah yang akan bertugas di Cikembar, Jawa Barat.
“InsyaaAllah, kami akan mendirikan TPA dan berharap dengan program ini bisa lahir dai-dai baru yang bisa membangun Papua dengan Islam dan tauhid yang kuat,” kata Abdillah mewakili kelompoknya yang akan bertugas di Dusun Aranday, Teluk Bintuni Papua Barat.
“Semoga para da’i-da’iyah Kafilah Dakwah Ramadhan bisa melaksankan tugas dakwahnya dengan lancar sehingga bisa membangun dan memberikan manfaat peningkatan ilmu dan amal ibadah masyarakat di seluruh penjuru negeri,” begitu ditulis dalam media resmi Dewan Da’wah (www.mediadakwah.id).
*****
Begitulah indahnya dunia dakwah; dunia perjuangan. Para dai itu dilatih dan dididik di kampus-kampus Dewan Da’wah, baik di Akademi Dakwah Indonesia (ADI) maupun di STID Mohammad Natsir.
ADI adalah pendidikan dai selama setahun. Saat ini sudah berdiri 30 ADI di seluruh Indonesia. Sedangkan STID Mohammad Natsir telah melaksanakan tugas pendidikan dai dan pemimpin bangsa, selama 24 tahun – sejak berdiri secara formal sebagai program S-1, tahun 1999. Setiap tahun, STID Mohammad Natsir mengirimkan sekitar 100-150 dai ke seluruh pelosok Indonesia.
Indonesia masih sangat memerlukan dakwah, demi menyelamatkan bangsa dari kerusakan iman dan akhlak mulia. Sebagai contoh, di negeri muslim terbesar di dunia ini, angka buta huruf al-Quran masih sangat tinggi. Dari berbagai survei, angka buta huruf al-Quran rata-rata masih di atas 50 persen. Artinya, masih ada lebih dari 100 juta orang muslim Indonesia yang belum bisa membaca al-Quran dengan baik.
Dunia dakwah adalah dunia perjuangan. Dunia perjuangan adalah dunia pengorbanan. Tiada perjuangan tanpa pengorbanan, baik perngorbanan jiwa, harta, pemikiran, waktu, dan sebagainya. “Hidup tanpa perjuangan bukan hidup namanya,” begitu kata KH Imam Zarkasyi.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/indahnya-dunia-dakwah,-dunia-perjuangan