MAKNA PENDIDIKAN TINGGI DI PESANTREN TINGGI

MAKNA PENDIDIKAN TINGGI DI PESANTREN TINGGI

Artikel Terbaru (ke-1.649)

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumatera Barat mencatat sejarah baru. Pada Hari Jumat (8 September 2023), saya meresmikan dimulainya program Pesantren Tinggi Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Sumatera Barat. Tempatnya di Gedung Islamic Center DDII, Sumatera Barat.

            Lokasi Gedung Islamic Center DDII itu hanya beberapa ratus meter dari Kampus Universitas Negeri Padang (UNP). Gedung empat lantai yang tahan gempa ini diresmikan oleh Ketua DDII Mohammad Natsir, pada tahun 1990.

Setelah peresmian, saya menyampaikan Kuliah Perdana. Ada 29 mahasantri yang mengikuti program ini. Semuanya mahasiswa UNP. Hadir juga Kabid Pendidikan DDII Dr. Ujang  Habibie dan beberapa pengurus DDII Sumatera Barat. Beberapa jam sebelumnya, saya sempat mengisi acara bedah buku “Jangan Kalah Sama Monyet” yang diterbitkan oleh Penerbit Pro-U Yogyakarta.

Istilah “Pesantren Tinggi” (Ma’had Aly) telah resmi dimasukkan ke dalam

Dalam UU No 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi.  Di sini,  Ma’had Aly disebut sebagai salah satu bentuk Pendidikan Tinggi.

            Biasanya, sebagai satu lembaga pendidikan berbentuk pesantren, Ma’had Aly memiliki ciri khas: penguasaan ilmu yang komprehensif dan proses penanaman nilai-nilai akhlak mulia serta nilai-nilai perjuangan.  Para mahasantri Ma’had Aly diasuh oleh mudir al-ma’had (Sang Kyai) dan para guru lainnya,  dengan ilmu dan keteladanan. Dengan program pendidikan yang berlangsug selama 24 jam, maka para mahasantri dimungkinkan dapat meraih tujuan pendidikan secara optimal.

            Model pendidikan seperti inilah yang sejak masa Rasulullah saw telah diterapkan, sampai sekarang, di berbagai lembaga pendidikan Islam. Sistem itu tegak di atas landasan konsep ta’dib, yakni bagaimana mendidik para pecinta ilmu, agar mereka menjadi manusia-manusia beradab atau berakhlak mulia.

Karena itu, dalam mendidik para maahsantri agar menjadi insan beradab atau berakhlak mulia – seperti memiliki sifat jujur, pekerja keras, sabar, tidak malas, cinta kebersihan, dan sebagainya – harus ditanamkan landasan tauhid, diberikan keteladanan, pembiasaan, penegakan disiplin aturan, dan disertai doa. 

            Alhamdulillah, di Pesantren Tinggi DDII Sumatera Barat, ada seorang kyai muda alumni STID Mohammad Natsir yang selama 24 jam menemani para mahasantri. Selain menjalani proses penanaman nilai-nilai adab (ta’dib), Selama dua tahun ke depan, para mahasantri itu juga akan mempelajari sejumlah mata kuliah, seperti Islamic Worldview, Fiqhud Da’wah, Sejarah Perjuangan Umat Islam Indonesia, Tantangan Pemikiran Kontemporer, Pemikiran Mohammad Natsir, dan sebagainya.

            Karena status mereka sebagai mahasiswa aktif UNP, maka tentu saja, waktu pembelajaran di Pesantren harus menyesuaikan dengan waktu perkuliahan formal. Hanya saja, kepada para mahasantri itu saya sampaikan, bahwa saya adalah alumni Angkatan Pertama Pesantren Mahasiswa Ulil Albab Bogor, yang diresmikan langsung oleh Bapak Mohammad Natsir, tahun 1987.   

Lanjut baca,

MAKNA PENDIDIKAN TINGGI DI PESANTREN TINGGI (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait