Artikel Terbaru ke-1.996
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada tanggal 18 Agustus 2024, situs resmi Kementerian Agama memuat artikel menarik tentang pemikiran, kehidupan, dan perjuangan Mohammad Hatta (Bung Hatta), sang proklamator. Judulnya: “Pemikiran dan Integritas Bung Hatta Spirit Menuju Indonesia Emas.”
Penulisnya M. Fuad Nasar, mantan Sesditjen Bimas Islam, yang juga peserta Sekolah Pemikiran Bung Hatta Angkatan I, LP3ES Jakarta, tahun 2024. Selain sebagai pejabat, Fuad Nasar juga dikenal sebagai penulis sejarah yang produktif dan kritis.
Artikel ini cukup panjang. Kita kutip bagian penting pemikiran Bung Hatta tentang Pancasila. “Dalam rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tahun 1945 Bung Hatta mengutarakan, kalau kita mendirikan negara merdeka jangan disamakan saja dasar-dasarnya dengan negara di Eropa dan tak usah mengulangi sejarah negara-negara di sana. Jangan kita tiru sejarah negara-negara Barat yang mengalami pertentangan antara agama dan negara,” tulis Fuad Nasar.
Sekitar tahun 70-an Presiden Soeharto mengangkat Bung Hatta sebagai Penasihat Komisi Empat untuk pemberantasan korupsi dengan ketuanya Wilopo (Ketua Dewan Pertimbangan Agung) dan Ketua Panitia Lima untuk menyusun tafsiran Pancasila yang benar.
Penjelasan tafsir Pancasila tertuang dalam buku Bung Hatta, Pengertian Pancasila. Ia menjelaskan, “Di bawah bimbingan sila yang pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kelima sila itu ikat-mengikat. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa tidak hanya sebagai dasar hormat-menghormati agama masing-masing, melainkan jadi dasar yang memimpin ke jalan kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, persaudaraan dan lainnya.”
Pesan Bung Hatta, Pancasila itu harus diamalkan benar-benar dengan perbuatan, janganlah dipergunakan sebagai lip service saja. Pengakuan kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak dapat dipermain-mainkan. Tidak saja berdosa, sebagai manusia kita menjadi makhluk yang hina, apabila kita mengakui dengan mulut dasar yang begitu tinggi dan suci, tetapi di hati tidak dan diingkari dengan perbuatan.
Menurutnya, salah satu tugas negara ialah mempergunakan sumber daya alam menjadi kapital kemakmuran rakyat. Prinsip konstitusi sebagai pokok-pokok pelaksanaan kesejahteraan sosial, antara lain; bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.”
Dalam bidang agama, tulis Fuad Nasar, Bung Hatta memperoleh pendidikan ajaran Islam yang berkualitas sejak kecil dari kakeknya dan belajar mengaji di surau Syekh Muhammad Djamil Djambek di Bukittinggi, Bung Hatta menaruh perhatian besar terhadap pembinaan masyarakat Islam. Dalam makalahnya “Islam dan Pembangunan Masyarakat”, disampaikan di depan pertemuan Badan Kontak Organisasi Islam di Jakarta 31 Oktober 1958, ia mengajak umat Islam bahwa kita perlu mempunyai satu pandangan hidup Islam yang tersusun. Bukan hanya petunjuk-petunjuk yang tersebar, melainkan yang tersusun sebagai paham agama dan penyelidikan ilmiah tentang masyarakat.
Lanjut baca,