Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka, dan mereka pun mencintai Allah, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang mukmin, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.” (QS al-Maidah (5):54).
*****
Pada hari Ahad (31/1/2021), saya mengisi Kuliah Subuh di satu Masjid melalui media Zoom. Temanya: “Hikmah Pandemi Covid-19 untuk Kebangkitan Umat Islam dan bangsa Indonesia.”
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sekitar setahun lalu semakin dirasakan sebagai ujian berat bagi bangsa Indonesia. Tetapi, umat Islam tentu meyakini, bahwa musibah apa pun yang menimpa manusia, pasti datangnya dari Allah. Musibah itu pasti ada hikmahnya.
Pandemi Covid-19 telah memaksa kaum muslimin untuk kembali kepada jatidiri Pendidikan Islam. Pandemi memaksa para orang tua untuk menjadi guru utama bagi anak-anaknya. Karena itulah, para orang tua wajib segera menempatkan diri sebagai guru utama bagi anak-anaknya, khususnya dalam penanaman adab atau akhlak mulia.
Orang tua tidak harus berperan sebagai pengajar mata pelajaran atau mata kuliah anak-anaknya. Tetapi, yang terpenting adalah menjadi pelatih atau manajer bagi anak-anaknya. Agar anak-anaknya menjadi orang bermanfaat.
Menyambut 100 tahun Indonesia, 2045, masih ada kesempatan besar untuk melahirkan generasi unggul sebagaimana disebutkan ciri-cirinya dalam QS Al-Maiddah 54. Inilah generasi 554, generasi Qurani. Inilah generasi sahabat Nabi, satu generasi yang unggul. Generasi unggul ini dididik langsung oleh Rasulullah saw. Generasi ini begitu kuat tali ukhuwahnya terhadap sesama Muslim.
Nilai-nilai Islamlah yang menjadi landasan perjuangan di jalan Allah. Generasi Qurani adalah generasi yang memiliki kemampuan pemikiran yang mampu menjangkau hakikat sesuatu. Mereka mampu melihat hal-hal yang bersifat batin, bukan hanya hal-hal yang bersifat fisik. Mereka melihat segala masalah secara komprehensif, meliputi aspek keimanan dan keilmuan.
Lanjut baca,