Refleksi Idul Adha 1441 H: DENGAN TAUHID, BANGSA KITA HEBAT  

Refleksi Idul Adha 1441 H:  DENGAN TAUHID, BANGSA KITA HEBAT   

 

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Al-Quran menggambarkan sosok Ibrahim dengan gambaran yang berbeda dengan konsep Yahudi, yang menekankan pada aspek “darah” atau “garis keturunan”.  Ibrahim diklaim kaum Yahudi sebagai nenek moyang bangsa Yahudi.  Klaim kaum Yahudi bahwa Ibrahim adalah “Bapak bangsa Yahudi” telah dimanfaatkan oleh kaum Zionis Israel untuk terus merampas wilayah Palestina dan menduduki Masjid al-Aqsha. Mereka beralasan, bahwa Tuhan telah menjanjikan tanah Palestina itu untuk diberikan kepada Ibrahim dan anak keturunannya dari kaum Yahudi. (Lihat, Perjanjian Lama: Kitab Kejadian, pasal 12 dan Yosua, 21:43).

Sebaliknya, al-Quran lebih menekankan sosok Ibrahim sebagai tokoh pembela dan penegak Tauhid, dan menekankan aspek “keimanan” dan “kesalehan” kepada Allah sebagai jalan menuju keselamatan, tanpa pandang bulu, apakah ia masih keturunan Nabi atau bukan, apakah ia etnis Yahudi atau bukan.  Jika Yahudi mengklaim bahwa Abraham adalah “Bapak Yahudi”, maka Al-Quran menegaskan:   “Ibrahim bukanlah Yahudi atau Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang hanif dan Muslim, dan dia bukanlah orang musyrik.” (QS Ali ‘Imran: 67).

Al-Quran begitu jelas menempatkan posisi dan sosok Ibrahim sebagai sosok pembela Tauhid dan penentang keras kemusyrikan. Kata Ibrahim, seperti disebutkan dalam Al-Quran: “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar (hanif), dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” (QS Al-An’am:79).

            Jadi, siapa pun yang mengikuti ajaran Tauhid – yakni yang Meng-Esa-kan Allah SWT – maka dialah pengikut Nabi Ibrahim a.s.  Ia telah mengikuti agama Tauhid, yakni agama yang universal, agama semua Nabi.

            Di zaman ini, setelah diutusnya Nabi Terakhir, yakni Nabi Muhammad saw, satu-satunya jalan untuk memeluk agama Tauhid, hanyalah melalui agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Jika tidak mau mengakui kenabian Muhammad saw, pastilah akan tersesat.

            Saat ini, hanya Islamlah yang merupakan satu-satunya  agama wahyu yang murni. Allah SWT tidak pernah menurunkan agama lain, selain Islam, (Inna ad-diina ‘indallaahi al-Islam), meskipun nama ‘Islam’ sebagai nama satu agama, baru ditegaskan setelah agama ini sempurna diturunkan kepada Nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad saw. (QS Ali Imran: 19). Itu artinya, dalam pandangan Islam, agama-agama lain, adalah masuk kategori agama budaya (cultural religion) atau agama sejarah (historical religion).

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/refleksi-idul-adha-1441-h:--dengan-tauhid,-bangsa-kita-hebat

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar