Artikel ke-1.495
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Awal bulan April 2023 ini, dunia dibuat terperangah dengan ulah kaum Zionis Israel – yang untuk kesekian kali menyerbu Masjid al-Aqsha. Tentara Zionis itu bukan hanya menyerbu masjid, tetapi juga memukuli para jamaah yang sedang beribadah. Biadab dan sangat sadis.
Pemerintah Indonesia pun mengutuk serangan Zionis Yahudi itu. Apalagi, serangan ini terjadi di bulan suci Ramadan. "Indonesia mengutuk tindak kekerasan aparat keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa di bulan suci Ramadan yang menyebabkan sejumlah jemaah terluka dan penangkapan ratusan lainnya," kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resmi lewat akun Twitter @mofaindonesia, Kamis (6/4).
Serangan Israel tersebut sangat menyakiti perasaan umat Muslim dunia. Pelanggaran nyata terhadap kesucian Al-Aqsa akan memicu eskalasi konflik dan kekerasan. "Indonesia mendesak PBB dan dunia internasional segera mengambil langkah nyata guna menghentikan dan mengakhiri berbagai pelanggaran Israel terhadap Al-Aqsa," tegas Kemenlu.
Meskipun ribuan seruan untuk menghentikan kebiadaban Israel sudah digemakan, tetapi dunia pun tahu, bahwa Israel tidak pernah peduli. Apalagi, sekutu utamanya, Amerika Serikat juga terus membela Israel, meskipun kejahatan dan pelanggaran hukum internasional terus berjalan tanpa henti.
Sejak merampas tanah Palestina dan mendirikan negara Yahudi, 14 Mei 1948, kaum Zionis Israel ini tak henti-hentinya menebar teror dan kekejaman. Pada 10 November 1975, Majelis Umum PBB mengeluarkan Resolusi 3379 (xxx) yang menyatakan: "Zionisme adalah sebentuk rasisme dan diskriminasi rasial."
Tahun 1955, dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Zionisme dikatakan sebagai "the one of the blackest and darkest chapter in human history" (salah satu babak yang paling hitam dan paling gelap dalam sejarah manusia). Mantan Menlu RI, Roeslan Abdulgani, menyatakan: "Zionisme boleh dikatakan sebagai kolonialisme yang paling jahat dalam jaman modern sekarang ini.”
Melihat kelakuan jahat kaum Zionis Yahudi tersebut, maka bisa dipahami jika Presiden Soekarno mengambil sikap tegas terhadap Israel. Selama Asian Games IV (24-31 Agustus 1962) yang berlangsung di Jakarta, Soekarno melarang delegasi Israel masuk ke Indonesia.
Pada tahun 1962, Presiden Soekarno menerbitkan Penpres No 2/1962 yang melarang semua organisasi yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, termasuk yang dilarang adalah Rotary Club, salah satu organisasi mantel berciri sosial kaum Zionis. (Lihat, Leo Suryadinata, Indonesia’s Foreign Policy Under Soeharto, Singapura: Times Academic Press, 1996, hlm. 159; dan Ridwan Saidi, Fakta dan Data Yahudi di Indonesia (Jilid II), Jakarta: LSIP, 1994, hlm. 130).
Bagi seorang muslim, tidak ada masalah yang terlepas dari soal agama. Bermain bola memang hukumnya mubah. Tetapi, pemain bola adalah manusia yang terkait dengan aturan Tuhannya. Bermain bola tidak boleh meninggalkan ajaran agama. Haram hukumnya bermain bola, jika seorang muslim sampai harus meninggalkan shalat.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/antara-sepak-bola-dan-agama