BEGINILAH PENGHORMATAN MALAYSIA TEHADAP  PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR BAGAIMANA DENGAN PEMIMPIN INDONESIA

BEGINILAH PENGHORMATAN MALAYSIA  TEHADAP  PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR  BAGAIMANA DENGAN PEMIMPIN INDONESIA

 

 Artikel Terbaru ke-2.082

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Pada tanggal 3 Desember 2024, Perdana Manteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim meluncurkan buku berjudul “Mohammad Natsir: Ilmuwan Ulung Alam Melayu Abad ke-20”, di Bangi, Malaysia. Buku itu merupakan karya Prof. Emeritus Tan Sri Dr. M Kamal Hassan (alm).  

            PM Malaysia itu mengatakan, bahwa kepribadian dan kiprah Natsir sepanjang hidupnya bisa dijadikan panduan umat Islam, khususnya generasi muda Melayu-Islam saat ini.

Menurutnya, untuk membawa Malaysia menuju sebuah negara yang madani, tradisi ilmu khususnya pada kalangan generasi muda perlu terus dikuatkan. 

            Ia juga menuturkan bahwa usaha mengangkat martabat umat Islam harus dimulai dari memperkuat dasar ilmu pengetahuan. “Untuk melatih rakyat sama ada (mengenai) pendigitalan atau kecerdasan buatan, (ia) lebih menuntut dan mencabar kita melengkapkan diri dengan kerangka asas (ilmu pengetahuan),” kata Anwar.

            Anwar juga menjelaskan bahwa generasi muda perlu memaknai konsep addabani rabbi fa ahsana ta’dibi yaitu menghayati adab dan nilai ilahi yang diintegrasikan dengan kekuatan ilmu, pembacaan serta penelaahan terhadap karya besar dan agung. Selain PM Malaysia, acara peluncuran buku M. Natsir itu juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan Malaysia, Fadhlina Sidek dan Menteri Agama Malaysia, Datuk Dr. Mohd Na’im Mokhtar.

            Dalam akun media sosialnya, PM Malaysia Anwar Ibrahim menulis seebagai berikut:

“Begitu juga Bapak Mohammad Natsir yang saya kenali semenjak zaman muda. Sosok mantan Perdana Menteri Republik Indonesia yang sederhana, penuh pengertian dan ihsan melayani anak muda seperti saya ketika itu.  Beliau juga seorang negarawan dan cerminan kepimpinan penuh etika, santun, inklusif dan boleh dianggap sebagai ‘Muslim Democrats’ di zaman tersebut.

Saya turut mengupas gelaran ilmuwan ulung yang dilontarkan oleh Prof Mohd Kamal terhadap Bapak Mohamad Natsir, yang saya percaya sebagai pengiktirafan terhadap ketokohannya mengupas dan memberi pencerahan dalam pelbagai rencana yang mencetuskan idea serta mencabar pemikiran lama.

Saya juga menyeru generasi muda agar peka mengenai tradisi ilmu, pencerahan atau apa yang disebut oleh Tan Sri Dr Syed Mohamad Naquib Al-Attas sebagai tradisi akliah semakin terhakis dan melemah.

Saya lihat kepentingan kita untuk melatih rakyat melengkapkan diri dengan kerangka asas iaitu memberi makna kepada “Addabani Rabbi fa Ahsana Ta'dibi” (Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku) dengan kekuatan dan asas ilmu melalui pembacaan, menelaah karya besar ke arah membina Malaysia MADANI.”

            Prof. Kamal Hasan, penulis buku, menjelaskan bahwa ia menulis tentang sosok dan pemikiran Mohammad Natsir pada usianya ke-79 tahun. Ia telah berjumpa dengan Pak Natsir pada tahun 1973, ketika melakukan penelitian disertasinya di Jakarta. Ia sangat mengenal dekat para tokoh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang menjadi murid-murid Pak Natsir.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/beginilah-penghormatan-malaysia--tehadap-pemikiran-mohammad-natsir--bagaimana-dengan-pemimpin-indonesia

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait