DI HADAPAN WAPRES DAN PARA MENTERI, PROF. MAHFUD MD BACAKAN RUMUS IMAM AL-GHAZALI

DI HADAPAN WAPRES DAN PARA MENTERI, PROF. MAHFUD MD BACAKAN RUMUS IMAM AL-GHAZALI

Artikel ke-1.467

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Pada Hari Sabtu (11/3/2023), saya menghadiri undangan tasyakkur milad ke-80 tahun, Wakil Presiden Prof. Dr. KH Ma’ruf Amin. Acara itu dihadiri sejumlah menteri, seperti Menko PPM Prof. Muhadjir Efendi, Menko Ekonomi Erlangga Hartarto, Menkopolhukam Prof. Mahfud MD,  Menteri Keuangan Dr.  Sri Mulyani, Mantan Wapres Jusuf Kalla, dan ratusan pejabat tinggi serta tokoh masyarakat.

Acara milad Wapres KH Ma’ruf Amin yang ke-80 itu juga ditandai dengan peluncuran buku berjudul: “Kiai Wapres, Wapres Kiai.”  Salah satu bagian penting dari buku ini adalah kepeloporan KH Ma’ruf Amin dalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia.

Dalam sambutannya Wapres KH Ma’ruf Amin menyampaikan harapannya agar nantinya bisa mengakhiri amanahnya sebagai wakil presiden RI dengan husnul khatimah. Ia pun mengingatkan, bahwa amanah yang diterimanya akan dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat.

Satu-satunya menteri yang diminta memberikan sambutan dalam acara tersebut adalah Prof. Mahfud MD. Pada kesempatan itulah Menkopolhukam Mahfud MD menyitir kembali kata-kata Imam al-Ghazali yang ditulis dalam Ihya’ Ulumiddin: “Rakyat rusak karena penguasa rusak; penguasa rusak karena ulama rusak; dan ulama rusak karena cinta harta dan kedudukan!”

Beberapa waktu lalu, kata-kata ini juga sempat disampaikan oleh Prof. Mahfud MD dalam satu tayangan televisi. Kali ini Mahfud MD menyebut bahwa yang menyebabkan rusaknya penguasa adalah ulama, intelektual, juga lembaga survei yang membenarkan siapa saja yang membayarnya.

Kami yang hadir merasakan ungkapan Menkopolhukam itu sangat tajam dan menyentak. Hadirin di sebelah kanan kiri saya, tampak terkejut dengan ungkapan Mahfud MD. Ada yang berkata pelan, “Maklum orang Madura.” Maksudnya, orang Madura biasanya kalau berkata-kata ya ceplas-ceplos.

Kita berharap, kata-kata Menkopolhukam Mahfud MD itu senantiasa diingat oleh petinggi negara dan juga para ulama yang tampak banyak hadir dalam acara Tasyakkur 80 Tahun Wakil Presiden. Bahkan, semoga rumus kebangkitan dan kejatuhan bangsa dari Imam al-Ghazali itu benar-benar dijadikan bahan diskusi oleh para pemimpin negeri kita ini.

Apalagi, jika para ulama pun sudah terjangkit penyakit cinta jabatan dan cinta harta. Itulah sumber bencana nasional. Karena itu, sangatlah aneh, jika ada ulama membangga-banggakan jabatan atau kekuasaan yang diraihnya. Sebab, amanah jabatan itu begitu besar, khususnya di akhirat nanti.

Karena itu, betapa memilukannya negeri ini, jika dari perguruan tinggi kita banyak lahir ilmuwan-ilmuwan atau ulama-ulama yang cinta harta dan cinta kedudukan. Adalah musibah besar jika di kampus-kampus yang menggunakan label Islam, para ilmuwan berebut jabatan, karena cinta harta dan kehormatan!

Para ulama adalah pewaris nabi. Mereka bukan orang sembarangan. Ulama adalah orang yang faqih fid-din, dan sekaligus orang yang bertaqwa kepada Allah.  Meskipun begitu ada juga ulama-ulama yang rusak (ulama su’). Mereka adalah ulama yang jahil. Mereka lebih berbahaya bagi umat manusia. Sejatinya, kejahilan bisa dilihat dalam dua fenomena: kejahilan yang ringan dan kejahilan yang berat.

Lanjut baca,

 

 

 

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/di-hadapan-wapres-dan-para-menteri,-prof.-mahfud-md-bacakan-rumus-imam-al-ghazali

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait