Oleh: Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Perang pemikiran (ghazwul fikri) terus terjadi di berbagai bidang. Berbagai propaganda pemikiran disebarkan untuk menyesatkan umat Islam.
Ghazwul fikri sering tidak dirasakan umat Islam. Bahkan, cendekiawan dan intelektual Muslim sendiri bisa terjebak dengan model pemikiran yang menyesatkan. Menurut mereka, semua pemikiran ala Barat dianggap lebih modern dan maju. Kenyataannya, mereka telah disesatkan tanpa sadar.
Bentuk ghazwul fikr atau invasi pemikiran, sejatinya tidak berubah dari masa ke masa, semenjak iblis melakukan ghazwul fikri kepada Adam a.s. dengan menggunakan kata-kata yang indah untuk menyesatkan cara berpikir Adam. Media yang digunakan adalah "kata". Dalam Al Quran, disebut sebagai zukhrufal qaul, yaitu kata-kata yang indah tetapi menyesatkan. (QS al-A'raf [6]: 112).
Jadi, yang berubah-ubah pada ghazwul fikri hanya "modus" atau bentuknya karena berubahnya alat-alat komunikasi. Saat ini, dengan perkembangan alat-alat dan program komunikasi yang semakin canggih maka ghazwul fikri pun semakin berkembang modusnya. Tapi, pada intinya adalah usaha menyesatkan pemikiran umat Islam melalui media.
Media yang ampuh untuk ghazwul fikri tentu saja komunikasi visual yang melibatkan sebanyak mungkin indra manusia. Yang paling ampuh kalau tatap muka atau interaksi langsung, lalu media audio-visual sejenis film, lalu media foto, informasi kata-kata melalui media pendengaran, juga tulisan.
Karena itu, kita lihat bagaimana kaum Yahudi sadar benar akan hal ini sehingga mereka berusaha keras menguasai media film di Holywood, begitu juga kini berbagai bangsa dan komunitas berusaha keras menguasai media TV.
Presiden AS Joe Biden pernah memuji tokoh-tokoh Yahudi AS yang berhasil mengubah persepsi bangsa AS tentang LGBT, melalui film.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ghazwul-fikri-dan-kelemahan-kita