INDONESIA GELAP KETIKA SEKULARISME MENGUASAI PEMIKIRAN KITA

INDONESIA GELAP KETIKA SEKULARISME MENGUASAI PEMIKIRAN KITA

Artikel Terbaru ke-2.137

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Indonesia tidak gelap, ketika pemikiran kita disinari cahaya iman.  Bagi seorang mukmin, sebesar apa pun masalah yang dihadapinya, selalu bisa memahami dan berusaha menyelesaikan masalahnya. Bagi seorang mukmin, selalu ada jalan keluar. Allah telah berjanji, orang-orang bertaqwa akan diberikan jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya, dan diberikan rejeki dari sumber yang tidak diperhitungkannya.

            Indonesia gelap, ketika paham sekularisme mencengkeram pemikiran kita sendiri. Ketika aspek kebijakan Ilahi dan dimensi ukhrawi dibuang dari pemikiran kita, maka cara pandang kita menjadi sempit. Seolah-olah hidup ini hanya berhenti di dunia ini saja. Seolah-olah kekuasaan dan kepuasan materi adalah hal utama dalam kehidupan.

            Bagi seorang mukmin, mengorbankan waktu, tenaga, dan harta untuk kemaslahatan masyarakat adalah sebuah kebahagiaan. Sebab, ia yakin, pengorbanannya itu tidak sia-sia. Seorang pelajar atau mahasiswa yang membayar biaya pendidikannya kepada pondok pesantren atau lembaga pendidikan yang baik adalah infaq fi sabilillah.

Infaq untuk pendidikan berpahala sangat besar jika ia ikhlas dalam mencari ilmu dan ilmu yang dipelajarinya pun merupakan ilmu yang bermanfaat; bukan ilmu yang mudharat. Sebaliknya, jika ia belajar secara gratisan, justru dia yang rugi, karena kesempatan berinfaq fi-sabilillah, tidak digunakannya. Harta yang ia keluarkan untuk biaya pendidikan yang baik, tidaklah sia-sia.

Seorang guru yang mukmin dan tidak berpikiran sekular, akan menerima dan mensyukuri gaji yang diterimanya. Pahala mengajarkan ilmu sangat besar dan insyaAllah akan terus mengalir meskipun ia telah meninggal. Ilmu yang bermanfaat menjadi amal jariyah. Jika gajinya kecil dan hidup dalam kesulitan ekonomi, sang guru mukmin itu akan berusaha dengan cara-cara yang baik dan terus meminta pertolongan kepada Allah.

Sang guru yang tidak sekular itu pun memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti akan menolong hamba-hamba-Nya yang menolong agama-Nya. Ia yakin, bahwa kesulitan ekonomi adalah bagian dari ujian hidup dan ujian iman yang diterimanya. Orang-orang mukmin memiliki jiwa yang stabil. Jika diuji dengan kesenangan ia bersyukur. Jika diuji dengan kesulitan, ia bersabar.

Jadi, selama seorang mukmin tetap menjaga pemikiran dan keyakinannya akan kebijakan dan keadilan Allah, maka pikiran dan hatinya akan senantiasa terang benderang. Sebab, iman adalah cahaya dan sekularisme adalah kegelapan. Jika di dunia ini seorang berlaku zalim, maka ia akan rugi sendiri, karena dalam kehidupan abadi di akhirat, ia akan mendapatkan balasan yang berat. Amal-amal baiknya akan diberikan kepada pihak-pihak yang terzalimi. Allah Maha Adil.

            Seorang muslim yang baik, pasti akan menjadi warga negara yang baik. Loyalitas tertingginya dia berikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Loyalitasnya kepada penguasa dia berikan jika kebijakan dan tindakan sang penguasa tidak bertentangan dengan ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tugasnya kepada penguasa adalah menyampaikan nasehat (taushiyah) dengan cara yang benar dan bijak.

  Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/indonesia-gelap-ketika-sekularisme-menguasai-pemikiran-kita

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait