JALIN KERUKUNAN, JANGAN RUSAK KEIMANAN

JALIN KERUKUNAN, JANGAN RUSAK KEIMANAN

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Kerukunan umat beragama, baik intern atau antar umat beragama, adalah kondisi ideal yang diinginkan setiap umat beragama. Namun, patut dicatat, tiap agama juga menginginkan agar kepercayaan umatnya tidak diganggu. Kerukunan terjalin. Keimanan terjamin. Itu prinsip Islam.

Islam memiliki ajaran-ajaran pokok yang berpijak atas dasar syahadat: “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.” Islam mengakui Allah, sebagai satu-satunya Tuhan. Dan Muhammad saw adalah utusan Allah. Kaum Muslim yakin, Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir. Beliau mendapatkan wahyu dari Allah yang kemudian terhimpun dalam al-Quran.

“Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah -- jika engkau berkemampuan melaksanakannya.” (HR Muslim).

"Sesungguhnya agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam." (QS Ali Imran:19). "Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan akan diterima dan di akhirat nanti akan termasuk orang-orang yang merugi." (QS Ali Imran:85).

*****

Itulah keyakinan Islam, yang harus dipegang teguh oleh kaum Muslim. Keyakinan yang khas semacam ini juga ada pada agama lain. Kaum Kristen, misalnya, memiliki apa yang mereka juga sebut sebagai “syahadat” (Nicene Creed), yang dirumuskan tahun 325 M:   “Kami percaya pada satu Allah, Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. Dan pada satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah, Putra Tunggal yang dikandung dari Allah, yang berasal dari hakikat Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah Benar, dilahirkan tetapi tidak diciptakan, sehakikat dengan Bapa…” (Norman P. Tanner, Konsili-konsili Gereja).

Kaum Kristen percaya bahwa Yesus meninggal di tiang salib. Yesus adalah salah satu dari “Tiga Oknum” dalam Trinitas. Ini sangat berbeda dengan konsep Islam yang menyatakan bahwa Isa a.s. adalah utusan Allah. Al-Quran menjelaskan: “Dan ingatlah ketika Isa Ibn Maryam berkata, wahai Bani Israil sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian, yang membenarkan apa yang ada padaku, yaitu Taurat, dan menyampaikan kabar gembira akan datangnya seorang Rasul yang bernama Ahmad (Muhammad).” (QS 61:6).

Paus Yohanes Paulus II menyatakan:  ” Islam bukanlah agama penyelamatan (Islam is not a religion of redemption). Dalam Islam, kata Paus, tidak ada ruang untuk salib dan kebangkitan Yesus. Yesus memang disebut, tetapi hanya sebagai nabi yang mempersiapkan kedatangan Nabi terakhir. Karena itulah, simpul Paus, bukan hanya dalam teologi, tetapi dalam antropologi, Islam sangat berbeda dengan Kristen. (not only the theology but also the anthropology of Islam is very distant from Christianity). (Lihat, “Crossing The Threshold of Hope” (New York: Alfred A. Knopf, 1994).

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jalin-kerukunan,-jangan-rusak-keimanan

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar