NASEHAT SNOUCK HURGRONJE UNTUK MENGALAHKAN ISLAM

NASEHAT SNOUCK HURGRONJE UNTUK MENGALAHKAN ISLAM

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Dalam bukunya,  Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985),  Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ (westernisasi) kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam.

Menurut Snouck Hurgronje, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka.

Islam Indonesia, menurut Snouck,  akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Buku Aqib Suminto ini adalah disertasinya di Universitas Leiden, Belanda. Jadi, untuk menaklukkan Islam di Indonesia, ia menasehatkan: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Dalam bukunya, , Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Yarsi, 1999), Prof. Rifyal Ka’bah menulis, bahwa Snouck Hurgronje juga mendukung upaya kristenisasi terhadap kaum pribumi. Sebuah suratnya yang tertanggal Leiden 28 Januari 1889 – beberapa bulan sebelum Snouck sendiri datang ke Indonesia – isinya menunjukkan bahwa Snouck menyetujui pemikiran Holle, tokoh Partai Politik Kristen,  bahwa Islam adalah bahaya yang sangat besar bagi pemerintah kolonial.

Dia menyetujui satu usul Holle, yaitu usaha Kristenisasi daerah yang masih animis, walaupun hal ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan sokongan nyata dari pemerintah. (Karel Steenbrink, Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke – 19. (PT. Bulan Bintang, Jakarta, 1984), hal. 241 – 242).  Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam urusan kaum pribumi. 

             Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar.

Dengan cara seperti itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’, bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.”

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/nasehat-snouck-hurgronje-untuk-mengalahkan-islam

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait