Artikel ke-1.500
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Alhamdulillah, pada bulan Ramadhan 1444 Hijriah (tahun 2023), Pojok Artikel Pilihan Adian Husaini menembus angka 1500. Angka 1500 terasa sebagai angka psikologis kedua, menyusul angka psikologis pertama, yakni angka 1000 artikel.
Dengan tembus di angka 1500 artikel ini, maka kondisi psikologis penulis semakin optimis untuk melanjutkan kerja peradaban ini. Sebab – merujuk kepada tesis Prof. Naquib al-Attas – problem terbesar yang dihadapi umat Islam saat ini adalah “The problem of knowledge”. Lebih khusus lagi: “confusion of knowledge.”
Kekacauan ilmu itulah yang kemudian melahirkan kondisi “loss of adab”. Yakni, kondisi “hilang adab”. Dalam kondisi seperti ini makna istilah-istilah kunci dalam Islam sudah tidak dipahami sebagaimana mestinya.
Misalnya, apa sebenarnya makna kata-kata berikut ini: ilmu, adil, adab, hikmah, pendidikan, maju, sukses, mulia, dan sebagainya. Apa bedanya antara “mencari ilmu” dengan sekolah atau kuliah. Rasulullah saw mewajibkan kita mencari ilmu. Apa sama dengan wajib sekolah atau kuliah?
Kita berjuang sekuat tenaga, mencurahkan segenap harta, jiwa, dan raga untuk mendukung seorang calon pemimpin daerah atau negara. Ternyata, sang pemimpin itu, setelah jadi, tidak menerapkan konsep pendidikan dan pembangunan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Konsep pendidikan dan pembangunannya tetap saja sekuler. Padahal, ia seorag muslim dan pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Tetapi, karena sepanjang hidupnya ia diajari dengan ilmu-ilmu yang sekuler tentang pendidikan dan pembangunan, maka rumusan dan program pendidikan dan pembangunannya pun sekuler. Artinya, tidak berlandaskan pada konsep pendidikan dan pembangunan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Setiap tahun, ratusan ribu pelajar dan santri lulusan pendidikan tingkat SMA menyerbu Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Oleh kebanyakan masyarakat dan lembaga pendidikan, diterima kuliah di PTN dianggap sebagai prestasi terpenting dalam pendidikan tingkat SMA. Suatu SMA dikatakan hebat dan favorit jika banyak lulusannya yang diterima di PTN.
Sepatutnya, seorang muslim berpikir sesuai “worldview Islam”. Apakah yang dikatakan “terbaik” menurut al-Quran dan Sunnah? Siapakah manusia yang dikatakan paling mulia menurut al-Quran? masyarakat dan negara seperti apa yang dikatakan sebagai “masyarakat terbaik”?
Problem kekacauan ilmu semacam itu perlu diberikan solusinya yang benar dan tepat. InsyaAllah, dengan izin Allah SWT, membaca Pojok 1000 Artikel Pilihan ini akan mendapat pemahaman yang adil terhadap berbagai peristiwa dan fakta yang ada.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ramadhan-1.444-h,--artikel-pilihan-tembus-1.500