Artikel Terbaru ke-2.122
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 9 Juni 2022, situs inilah.com memuat artikel penting yang ditulis oleh M. Dindien Ridhotullah. Judulnya: “Islamofobia Parah di India, Jadi Alat Politik Penguasa”. Artikel itu sangat penting dibaca oleh umat Islam Indonesia, agar kita tetap menjaga kepedulian pada nasib saudara-saudara kita di India. Berikut ini petikan dari artikel tersebut.
Ketika itu, tahun 2022, terjadi gelombang protes dari negara-negara Muslim terhadap India akibat penghinaan yang dilakukan politisi India terhadap Nabi Muhammad. Itu pertanda bahwa Islamofobia di India ini semakin parah.
Peristiwa terakhir yang membuat masyarakat dan pemerintahan negara-negara Muslim murka adalah pernyataan juru bicara Partai Barathiya Janata (BJP) Nupur Sharma dan Pemimpin BJP Delhi Naveen Kumar Jindal. Para politisi dari partai berkuasa ini telah terang-terangan menghina Nabi Muhammad dalam sebuah program televisi India.
Sontak saja puluhan negara termasuk Arab Saudi, Iran, Qatar, juga Indonesia dan Malaysia mengirim protes keras. Perdana Menteri Narendra Modi terpaksa memberhentikan juru bicara partai itu atas pernyataannya tersebut.
Hal ini mengingat pemerintahan India sekarang telah menjadikan hubungan dengan negara-negara Teluk sebagai prioritas. Dari sisi ekonomi tentu saja akan merugikan. Apalagi juga diiringi dengan seruan boikot produk asal India.
Selama beberapa tahun terakhir, India telah dilanda tsunami ujaran kebencian oleh para pemimpin radikal Hindu sayap kanan terhadap 213 juta Muslim di negara itu. Sudah banyak peristiwa yang mencerminkan Islamofobia yang parah di negara itu. Beberapa dari mereka secara terbuka mendesak umat Hindu untuk mengangkat senjata dan berbicara tentang genosida Muslim.
Sebenarnya, sejak tahun 2020, Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional telah merekomendasikan agar India ditetapkan sebagai negara dengan Perhatian Khusus atau CPC karena. Pemerintah India dinilai telah mempromosikan nasionalisme Hindu dan keterlibatan serta memfasilitasi pelanggaran kebebasan beragama yang sistematis, berkelanjutan dan berat. Beberapa kelompok hak asasi manusia juga sudah memperingatkan genosida Muslim India.
Asim Ali, seorang peneliti politik di Center for Policy Research (CPR), sebuah think-tank yang berbasis di New Delhi, mengatakan bahwa peningkatan mobilisasi anti-Muslim, pidato kebencian, agitasi komunal, kekerasan massa, adalah hasil dari suasana fasilitatif yang diciptakan oleh partai kanan Hindu yang berkuasa, BJP.
Dalam beberapa tahun terakhir, legislator BJP telah secara terbuka menggunakan ujaran kebencian terhadap Muslim. Menteri Dalam Negeri India saat ini, yang juga tangan kanan PM Modi, Amit Shah, telah lebih dari sekali menyebut migran Muslim sebagai rayap dan berjanji untuk melemparkan mereka ke Teluk Benggala.
Eskalasi kekerasan kebencian terhadap komunitas minoritas, khususnya Muslim, sangat tinggi terutama di beberapa negara bagian seperti di Assam, Delhi, Gujarat, Haryana, Karnataka, Madhya Pradesh, Uttar Pradesh, dan Uttarakhand, semua negara bagian di mana Bharatiya BJP berkuasa, partainya PM Modi.
Lanjut baca,