Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Di era dominasi media sosial, begitu banyak yang menulis tentang beratnya tantangan dakwah di era globalisasi saat ini. Padahal, di zaman ini para pemimpin Indonesia sebagian besarnya adalah muslim. Rakyat Indonesia pun lebih dari 80 persen memeluk agama Islam. Bahkan, Indonesia adalah negeri muslim terbesar di dunia.
Saat ini, ada puluhan ribu pondok pesantren yang dapat beroperasi dengan baik; ada ribuan sekolah dan kampus Islam dapat menjalankan proses pendidikannya. Siaran agama Islam di TV dan media-media sosial juga marak. Bagaimana pun, saat ini, jalan dakwah begitu banyak ragamnya. Media komunikasi pun beraneka jenisnya.
Tahun 1970 sampai 1980-an, dakwah Islam mengalami banyak kendala. Pemerintah Orde Baru masih menerapkan kebijakan yang bersifat antagonis terhadap umat Islam. Program deislamisasi, sekulerisasi, kristenisasi berlangsung dengan gencarnya. Sekedar berjilbab secara sekarela bagi pelajar sekolah umum dan bagi prajurit TNI/Polri, dilarang.
Di akhir tahun 1980-an iklim politik tiba-tiba berubah. Tahun 1989, mulai disahkan UU Peradilan Agama dan UU Sistem Pendidikan Nasional yang mengakomodasi aspirasi umat Islam Indonesia. Desember tahun 1990 berdiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang didukung langsung oleh Presiden Soeharto.
Tahun 1990 itu pula, larangan berjilbab untuk pelajar putri di sekolah umum, dicabut. Tahun 1991 berdiri Bank Islam pertama di Indonesia. Lalu, 1993 terbitlah koran nasional Republika yang menyuarakan aspirasi umat Islam. Di tahun 1990 itu pula mulai bermunculan sekolah-sekolah Islam yang secara akademis berkualitas tinggi. Setelah itu, proses Islamisasi terus bergulir.
Di masa Orde Lama (1959-1965), tantangan dakwah Islam juga lumayan berat. Khususnya dalam menghadapi golongan komunis. Partai Komunis Indonesia (PKI) menempati urutan keempat dalam Pemilu 1955. Cita-citanya untuk menguasai politik dan militer Indonesia akhirnya berakhir dengan kegagalan. Bahkan, tahun 1966, PKI resmi dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Allah menolong umat Islam dan bangsa Indonesia dari keganasan komunis.
Di zaman penjajahan, tantangan dakwah lebih berat lagi. Penjajah secara sistematis melakukan proses pemiskinan dan pembodohan terhadap rakyat Indonesia. Pendidikan Islam juga tidak bebas. Sementara gerakan liberalisasi oleh Free Mason dan aktivitas misi Kristen mendapat dukungan pemerintah kolonial. Meskipun begitu, para ulama dan tokoh Islam tak pernah berhenti melakukan perlawanan dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/beginilah-beratnya-berdakwah-zaman-pra-islam