BEGINILAH CARA BENGKULU MEMULIAKAN DAI

BEGINILAH CARA BENGKULU MEMULIAKAN DAI

Artikel Terbaru (ke-1.635)

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Pada 26 Agustus 2023, saya memberikan Orasi Ilmiah dalam acara Wisuda Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Bengkulu Angkatan ke-3. Ini kesekian kalinya saya menghadiri acara Wisuda ADI di beberapa provinsi. Sebelumnya, 5 Agustus 2023, saya juga menghadiri acara serupa di Kota Prabumulih Sumatera Selatan.

            Ada yang istimewa dalam Wisuda ADI Bengkulu itu. Yang diwisuda “hanya” 6 orang. Tapi, Gubernur Bengkulu memberikan sambutan resmi yang dibacakan oleh Kepala Badan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Provinsi Bengkulu. Sehari sebelumnya, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, menerima kunjungan Pengurus DDII Bengkulu, di rumah dinasnya.

            Tahun sebelumnya, 2022, Gubernur Bengkulu hadir langsung dalam acara wisuda ADI Angkatan ke-2. Ketika itu, hadir juga Ketua Pembina DDII, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin. Dalam acara Wisuda ADI ke-3, dihadirkan juga 15 dai DDII yang sudah bertugas di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.

            DDII sudah hadir berdakwah di Bengkulu sejak tahun 1978. Dai pertama yang diterjunkan oleh Ketua DDII Mohammad  Natsir adalah Syafruddin Zakaria. Ia ditugaskan berdakwah di Pulau Enggano. Pulau ini adalah satu kecamatan Kabupaten Bengkulu Utara dan merupakan pulau terluar yang berada di Samudra Hindia.

Perjalanan ke Pulau ini dari Kota Bengkulu harus ditempuh dengan kapal feri selama 12 jam. Tahun 1978 itu baru ada kapal perintis yang berlayar tiga bulan sekali. Uniknya, sejak tahun 1902, di Pulau Enggano sudah hadir misionaris Kristen dari Jerman.

            Syafruddin lulus Pendidikan Guru Agama (Setingkat SMA) tahun 1975. Pada tahun 1977, ia menjalani pelatihan dai selama dua bulan di Pesantren Darul Fallah Bogor.  Setelah bertugas sebagai dai selama enam tahun, pada tahun 1984, Syafruddin menempuh pendidikan sarjana di King Saud University di Riyadh, Arab Saudi.

Kembali dari kuliahnya, ia melanjutkan dakwahnya di Pulau Enggano, hingga tahun lalu. Karena kondisi kesehatannya, kini ia tinggal di Bengkulu dan memimpin Majelis Syuro DDII Bengkulu. Alhamdulillah, tugas dakwahnya di Pulau Enggano dilanjutkan oleh seorang dai muda DDII lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir.

            Hingga tahun 1975, jumlah penduduk Pulau Enggani sekitar 4000 orang. Saat ini, 65 persen penduduknya beragama Islam. Sampai tahun 1975, jumlah penduduk muslim masih sekitar 35 persen. Pertumbuhan penduduk muslim ini disokong oleh kedatangan transmigran dari Jawa pada tahun 2002.

            Begitulah perjalanan cukup panjang perjuangan dakwah di Provinsi Bengkulu oleh DDII. Pak Natsir meletakkan pondasi dakwah yang strategis bagi perkembangan dakwah di Indonesia, sampai ke pulau-pulau terpencil. Inilah cara beliau mengokohkan NKRI yang telah diperjuangkannya dengan Mosi Integral-nya, pada 3 April 1950, sehingga Republik Indonesia Serikat bubar.

Lanjut baca,

BEGINILAH CARA BENGKULU MEMULIAKAN DAI (adianhusaini.id)

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait