Artikel Terbaru ke-2.134
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 2 Juni 2024 lalu, situs cnbc.com memuat berita berjudul: “Ternyata Ini 10 Jurusan yang Bikin Mahasiswa Menyesal Setelah Lulus.” Disebutkan bahwa berdasarkan survei dari ZipRecruiter, ada sejumlah pencari kerja yang menyesal telah mengambil jurusan kuliah tertentu. Survei ini melibat 1.500 lulusan universitas.
Sinem Buber, Ekonom utama ZipRecruiter mengatakan bahwa selama masa kuliah mereka memang tertarik pada bidang yang dipilih. Namun ketika lulus, mereka dihadapkan pada kenyataan soal gaji pada pekerjaan terkait jurusan tersebut. "Saat kita lulus, kenyataan akan datang. Saat Anda hampir tidak bisa membayar tagihan Anda, gaji Anda mungkin menjadi lebih penting," ujar Buper, dikutip dari CNBC Internasional.
Berikut adalah daftar lengkap jurusan yang disesali setelah mahasiswa lulus:
- Jurnalisme (87%)
- Sosiologi (72%)
- Seni (72%)
- Komunikasi (64%)
- Pendidikan (61%)
- Manajemen Marketing + Riset (60%)
- Pendamping Medis (56%)
- Ilmu Politik dan Pemerintahan (56%)
- Biologi (52%)
- Sastra Inggris (52%)
*****
Demikian pemberitaan tentang penyesalan para sarjana yang telah memilih jurusan kuliah yang dianggap salah. Di Indonesia, berita-berita seperti ini juga biasa terjadi. Situs berita kompas.com (7/11/2022) menulis berita: “80 Persen Mahasiswa Bekerja Tidak Sesuai Jurusan, Ini 4 Alasannya.”
Jadi, ada 80 persen mahasiswa Indonesia yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya. Bahkan, berdasarkan data di United States of America (USA) pada tahun 2010, hanya 27 persen lulusan perguruan tinggi memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan jurusan mereka.
Sebenarnya data tentang banyaknya sarjana yang bekerja di luar bidangnya atau yang sudah mencari pekerjaan sesuai jurusan kuliahnya bukanlah hal baru. Kuliah di tingkat S-1 secara umum memberikan dasar-dasar berpikir dan latihan memecahkan masalah-masalah dalam pekerjaan atau kehidupan.
Data itu semakin menguatkan cara pandang yang sepatutnya dimiliki oleh para mahasiswa atau orang tua agar memiliki pemahaman yang tepat terhadap makna pendidikan tinggi. Apalagi di era disrupsi dan dominasi AI, maka dunia kerja juga berubah secara cepat.
Misalnya, hasil future of jobs survey 2020 oleh World Economic Forum, menunjukkan pada tahun 2030 mendatang akan banyak pekerjaan yang hilang dan digantikan oleh robot. Maka, disarankan, agar mahasiswa jangan hanya fokus di hard skill atau mata kuliah yang ia pelajari saja. Ia bisa mempelajari beberapa bidang lainnya sehingga keahlian akan melebar.
Lanjut baca,