Artikel ke-1.554
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Frans van Lith adalah tokoh misionaris Belanda yang berhasil melakukan baptis massal terhadap orang Jawa. Ia mempunyai cara khusus untuk menarik simpati orang Jawa. Para ustadz, muballigh, atau dai, sepatutnya memahami hal ini, agar menjadi pelajaran berharga dalam mengembangkan dakwah di Tanah Jawa.
Dalam buku Van Lith, Pembuka Pendidikan Guru di Jawa, Sejarah 150 th Serikat Jesus di Indonesia, dikisahkan, bahwa Frans van Lith, datang ke Indonesia pada 1896. Ia menulis dalam sebuah suratnya: “Jika para misionaris ingin membawa orang non-Kristen kepada Kristus, mereka harus menemukan titik-awal bagi penginjilan. Di dalam agama merekalah terletak hati dari orang-orang ini. Kalau para misionaris mengabaikan ini, mereka juga akan kehilangan titik temu untuk menawarkan kabar gembira dalam hati mereka. Di Pulau Jawa, khususnya, di mana penduduk yang paling maju dari seluruh kepulauan ini tinggal, mempelajari Hinduisme, Budhisme, Islam, dan budaya Jawa adalah sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda. Agama-agama ini telah berkembang, tetapi agama asli tidak pernah tercabut dari hati orang-orang ini.”
Dalam salah satu artikelnya yang ditemukan sesudah kematiannya, Frans van Lith juga menyemangati para misionaris agar menempatkan diri sesama warga dengan orang Jawa: “Kalau kita, orang Belanda, ingin tetap tinggal di Jawa dan hidup dalam damai dan menikmati keindahan serta kekayaan pulau tercinta ini, maka ada satu tuntutan, yaitu bahwa kita harus selalu belajar memperlakukan orang Jawa sebagai saudara kita. Di tengah-tengah orang Jawa, kita tidak bisa berlagak seperti penguasa, atau sebagai majikan, atau sebagai komandan, tetapi seharusnya sebagai sesama warga. Kita harus belajar menyesuaikan diri, belajar menguasai bahasa orang-orang ini dan adat kebiasaan mereka; hanya dengan berlaku demikian kita bisa menjalin persahabatan dengan mereka ini.”
Demi pendekatan budaya, van Lith sampai bisa menerima orang Katolik Jawa melakukan sunat. Padahal, dalam suratnya, Paulus menyatakan: “Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu”. (Gal. 5,2). Van Lith menerima sunat bagi orang Katolik Jawa, tetapi menolak tambahan doa Arab (Islam). Ia juga menentang sunat sebagai bentuk pertobatan menjadi Muslim.
Lanjut baca,
KIAT MISIONARIS BELANDA MERAIH SIMPATI ORANG JAWA (adianhusaini.id)