Artikel Terbaru (ke-1.599)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 20 Juli 2023, Pesantren At-Taqwa Depok kembali mendapat kunjungan kehormatan dari Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud. Kedatangannya kali ini lebih istimewa, karena ditemani oleh istrinya, Prof. Ratnawati binti Mohd Ashraf, seorang guru besar ilmu pendidikan di International Islamic University Malaysia.
Satu lagi, tamu istimewa dari Malaysia yang menyertai kunjungan Prof. Wan Mohd Nor adalah Mohammad Syukri Rosli, direktur Akademi Jawi Malaysia. Ini kali kedua ia berkunjung ke Pesantren At-Taqwa Depok. Pesantren At-Taqwa Depok memang memiliki hubungan akrab dengan Akademi Jawi Malaysia, karena di Pesantren At-Taqwa Depok para santri diwajibkan mampu membaca kitab-kitab berbahasa Arab Melayu, seperti Hidayatus Salikin, Gurindam 12, Rusalah Dua Ilmu, dan sebagainya.
Pada 19 Juli 2023, Prof. Wan Mohd Nor menyampaikan taushiyah dalam acara Tasyakkur 25 Tahun Perguruan At-Taqwa. Dan pada 20 Juli 2023 ia menyampaikan Kuliah Internasional bertajuk: “Menyegarkan Kembali Makna Universitas Islam.” Acara ini bersejarah, karena sekaligus peresmian penggunaan Asrama Putri Pesantren At-Taqwa Depok.
Disamping guru-guru Pesantren At-Taqwa, Kuliah Internasional ini dihadiri sejumlah ilmuwan, dosen, dan pegiat pemikiran dan peradaban Islam. Ada Dr. Syamsuddin Arif, Dr. Nirwan Syafrin, Dr. Muhammad Ardiansyah, dan sebagainya.
Kepakaran Prof. Wan Mohd Nor tentang konsep Universitas Islam sudah dikenal dunia internasional. Pidato professorialnya di Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada 26 Juni 2013 menjadi catatan penting dalam sejarah kampus UTM.
Ketika itu, Prof. Wan Mohd Nor menegaskan kembali, bahwa Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan terpenting. Sebab, pada tahapan inilah dicetak para pemimpin, guru, profesional, dan pemuka masyarakat.
Para lulusan Perguruan Tinggilah yang merumuskan konsep dan menentukan arah pendidikan di bawahnya. Karena itu, umat Islam diharapkan bersungguh-sungguh dalam mewujudkan Perguruan Tinggi ideal, yang mampu melahirkan kader-kader umat terbaik.
Pidato bersejarah Prof Wan Mohd Nor di UTM itu berjudul: “Islamization Of Contemporary Knowledge And The Role of The University In The Context Of De-Westernization And Decolonization.” Pidato itu dihadiri oleh lebih dari 550 akademisi dari berbagai negara dan universitas serta disebut-sebut sebagai pidato ilmiah yang paling banyak menarik perhatian dalam sejarah universitas tersebut.
Berikut ini adalah konsep ideal universitas menurut Prof. Wan Mohd Nor: “Sebuah universitas seharusnya merupakan gambaran dari manusia universal atau ‘insan kamil’… Secara sederhana, insan kamil adalah seorang yang sanggup menampakkan sifat-sifat ketuhanan dalam perilakunya dan betul-betul menghayati kesatuan esensialnya dengan wujud Ilahiah tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai seorang hamba dan makhluk-Nya. Golongan insan kamil ini dipimpin oleh Nabi Muhammad saw, diikuti semua nabi dan para hamba pilihan-Nya, yaitu para aulia dan ulama yang ilmu dan pemahaman spritualnya sangat mendalam.”
Lanjut baca,
KULIAH INTERNASIONAL UNTUK MENYEGARKAN KEMBALI MAKNA UNIVERSITAS ISLAM (adianhusaini.id)