MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

MAKNA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1364 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945.  Naskah Proklamasi dibacakan oleh Soekarno dan Muhammad Hatta, atas nama rakyat Indonesia, bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta  (sekarang bernama Jalan Proklamasi). Bunyi  naskah Proklamasi adalah:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta

Dalam naskah ini ditulis tahun 05,  karena ini sesuai dengan Tahun Jepang,  yang ketika itu jatuh pada tahun 2605. Mengapa pakai tahun Jepang? Sebab ketika itu, Indonesia masih di bawah kekuasaan penjajah Jepang. Seperti kita ketahui, Jepang menjajah Indonesia mulai tahun 1942, dan baru berakhir pada tahun 1945.

            Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia sebenarnya merupakan titik kulminasi perjuangan fisik dan diplomasi bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Selama ratusan tahun bangsa Indonesia, terutama dipelopori oleh para ulama, telah melakukan berbagai bentuk perjuangan melawan para penjajah.

Penjajahan Portugis dan Belanda, utamanya menjalankan politik kolonial dengan berporos kepada tiga bentuk penjajahan, yaitu “gold, gospel, and glory”. Para penjajah di Indonesia, selain mengeruk kekayaan alam Indonesia, juga membantu para misionaris Kristen untuk mengubah agama mayoritas bangsa Indonesia, yaitu umat Islam. Sebab, banyak diantara tokoh-tokoh penjajah mempunyai pemikiran, penjajahan mereka akan lebih mudah dijalankan dan lebih langgeng jika bangsa Indonesia diubah agamanya menjadi Kristen.

Bukti-bukti sejarah menunjukkan, bantuan dan campur tangan kaum kolonialis Belanda sangatlah besar dalam menjalankan Kristenisasi di Indonesia. Oleh sebab itu, bukan hal aneh, jika penjajahan (kolonialisme) Barat di dunia Islam, selalu bekerjasama dengan misionaris Kristen untuk melanggengkan kekuasaannya.

Keterkaitan erat antara gerakan Kristenisasi dengan pemerintah kolonial banyak diungkap oleh para ilmuwan Indonesia, seperti Dr. Aqib Suminto (Politik Islam Hindia Belanda), Prof. Dr. Deliar Noer (Gerakan Islam Modern) dan juga Dr. Alwi Shihab (Membendung Arus -- Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia). Politik netral agama yang dikumandangkan oleh pemerintah Belanda terbukti tidak benar.

Jadi, bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, melihat masalah penjajahan bukanlah sekedar masalah ekonomi semata. Di samping masalah ekonomi dan politik (gold and glory), penjajahan di Indonesia juga terkait dengan masalah agama (gospel), yakni usaha untuk memurtadkan umat Islam dari agamanya, dengan tujuan umat Islam akan mudah ditundukkan dan tidak lagi melawan penjajah.

Lanjut baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/makna-proklamasi-kemerdekaan-indonesia

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar