Artikel Terbaru (ke-1.627)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tanggal 16 Agustus, Presiden Republik Indonesia, selalu menyampaikan Pidato Kenegaraan di hadapan anggota MPR, DPR, dan DPD. Tahun ini, Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dengan mengenakan pakaian adat khas Suku Tanimbar dari Maluku. Tradisi ini dimulai Jokowi sejak tahun 2017.
Diantara isi pidatonya, Presiden Jokowi mengajak seluruh elemen bangsa untuk menyongsong momentum kemerdekaan Indonesia dengan semangat kemajuan. Negara ini, kata Jokowi, memiliki potensi besar untuk meraih Indonesia Emas 2045 dan menjadi kekuatan 5 besar ekonomi dunia.
"Peluang dan strategi untuk meraihnya sudah ada. Tinggal apakah kita mau menfokuskan energi kita untuk bergerak maju atau tidak," ungkap Jokowi dalam Sidang Tahunan memperingati HUT ke-78 RI di Senayan Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Salah satu peluang yang dimaksud Jokowi adalah bonus demografi pada tahun 2030. Ketika itu, 80 persen penduduk Indonesia berada dalam usia produktif. Selain itu, Jokowi juga menyoroti kepercayaan internasional (international trust) yang dimiliki Indonesia.
Momentum Presidensi G20, Keketuaan ASEAN, dan konsistensi Indonesia dalam menjunjung tinggi HAM dan kemanusiaan, serta kemampuan mampu bertahan pada krisis ekonomi dunia dalam tiga tahun terakhir, telah mengokohkan peran Indonesia dalam peta percaturan dunia. "Kita harus memanfaatkan peluang ini, karena tidak semua negara memiliki kesempatan serupa," tegas Jokowi.
Sementara itu, strategi untuk memanfaatkan peluang tersebut adalah dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan kompetitif. "Kekayaan sumber daya alam saja tidak cukup. Kita juga harus memiliki SDM yang berkualitas. Harus melaju untuk Indonesia Maju. Dirgahayu NKRI, Dirhahayu Negeri Pancasila. Merdeka, Merdeka!" kata Jokowi. (Pidato dikutip dari: https://diskominfo.kaltimprov.go.id/berita/pidato-kenegaraan-presiden-ri-jokowi-terus-melaju-untuk-indonesia-maju).
*****
Dalam pidato kenegaraan tersebut, Presiden Jokowi juga mengingatkan perlunya presiden ke depan adalah orang yang cerdas dan berani. Itu demi keberlanjutan program pembangunan dan termanfaatkannya momentum strategis dalam menyambut Idonesia Emas tahun 2045.
Pidato Presiden Jokowi itu telah mendapat banyak tanggapan. Ada yang mendukungnya, tetapi banyak pula yang mengkritisinya. Terlepas dari pro-kontra, khususnya tentang sosok presiden ideal, kita sepakat bahwa kualitas SDM unggul memang diperlukan untuk mewujudkan harapan Indonesia Emas tersebut.
Hanya saja, model SDM seperti apa yang diharapkan? Lagi-lagi, ini perlu melakukan banyak studi banding tentang pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah dan ribuan lembaga pendidikan lainnya. Jika menyimak Peta Jalan Pendidikan 2020-2035 yang sudah beredar luas, bisa dipahami, bahwa yang SDM yang dicita-citakan adalah model “pekerja yang baik” (good worker).
Lanjut baca,
MENUJU INDONESIA EMAS 2045, SDM SEPERTI INILAH YANG DIPERLUKAN (adianhusaini.id)