ANDAIKAN GIBRAN JADI WAKIL PRESIDEN  

   ANDAIKAN GIBRAN JADI WAKIL PRESIDEN   

 

Artikel Terbaru ke-1.740

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Sampai tanggal 10 Desember 2023, sejumlah lembaga survei memperkirakan kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden RI 2024-2029. Banyak pihak sudah menyuarakan kritik dan keprihatinan tentang majunya Gibran sebagai calon wakil presiden, tetapi akhirnya lolos.

Itulah fakta sistem demokrasi. Suara mayoritas seringkali tidak menjamin terpilihnya manusia terbaik. Banyak sekali yang bertanya, mengapa politisi-politisi senior dan sejumlah intelektual hebat setuju dengan pencalonan Gibran. Kita tidak tahu persis, apa yang ada di balik panggung pencalonan Gibran.

Demokrasi memaksa rakyat untuk memilih calon-calon pemimpin yang disodorkan oleh partai politik. Tidak sedikit rakyat Amerika Serikat yang bertanya-tanya: Mengapa mereka harus memilih Donald Trump sebagai Presiden mereka? Bukankah banyak yang lebih hebat dan lebih tepat dari Donald Trump?

Kini, umat Islam Indonesia dihadapkan pada pilihan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kaedahnya jelas: Pilih yang terbaik. Pilih dengan ikhlas, dengan hati bersih dan pikiran sehat. Jangan memilih karena kepentingan pribadi atau kelompok. Utamakan kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia. Lengkapi dengan shalat istikharah. Semoga Allah berikan pilihan terbaik.

Bagi umat Islam Indonesia, siapa pun presiden dan wakilnya, mereka tetap memiliki kewajiban untuk melanjutkan amanah risalah kenabian: menyampaikan ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa-jiwa mereka, dan juga mengajarkan kitab dan hikmah. Umat Islam Indonesia tetap wajib menyampaikan dakwah bil-hikmah kepada sang penguasa.

Jika penguasa membuat kebijakan yang baik, patut didukung. Jika kebijakannya tidak baik, maka wajib diberikan nasehat. Menyampaikan nasehat yang benar kepada penguasa yang salah adalah jihad yang utama! Jadi, siapa pun penguasanya, dakwah Islam wajib tetap dijalankan, sebab itu amanah Rasulullah saw.

Politik memang aspek penting dalam menentukan baik dan buruknya masyarakat. Kalimah bijak menyatakan: “annaas ‘alaa diini muluukihim”. Masyarakat itu pada umumnya mengikuti “agama” penguasa mereka. Imam al-Ghazali, dalam Kitab Ihya’ Ulumiddin, juga menulis, bahwa “rakyat rusak, karena rusaknya penguasa; penguasa rusak karena rusaknya ulama; dan ulama rusak karena cinta harta dan kedudukan.”

Di sinilah pentingnya rakyat memiliki penguasa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang bisa menjadi teladan kehidupan mereka.  Yakni, pemimpin yang jujur, adil, zuhud, kuat, cerdas, dan amanah;  pemimpin yang “SATU” antara kata dan perbuatan; pemimpin yang mencintai rakyatnya.

Lanjut baca,

ANDAIKAN GIBRAN JADI WAKIL PRESIDEN (adianhusaini.id)

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait