Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Rasulullah saw mengingatkan, bahwa setiap anak lahir dalam kondisi fitrah. Orang tuanya-lah yang kemudian menjadikan anak-nya itu Yahudi, Nasrani, atau Majuzi. Juga, dalam pesannya yang lain, Nabi kita (Muhammad saw) memperingatkan dengan keras, bahwa suatu saat umat Islam akan mengikuti “sunnah-sunnah” kaum Yahudi dan Nasrani, sedikit-demi-sedikit. Bahkan, sampai mereka masuk ke lobang biawak sekali pun, “sunnah-sunnah” mereka itu akan diikuti juga oleh umat Islam.
Sementara itu, Allah juga sudah mengingatkan, agar kita menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka (QS at-Tahrim: 6). Caranya, kata Ali bin Abi Thalib r.a., adalah dengan mendidik agar mereka menjadi orang-orang beradab dan berilmu. Rasulullah saw pun sudah menjelaskan bahwa salah satu hak anak atas orang tuanya – atau kewajiban orang tua terhadap anaknya -- adalah ia mendapatkan Pendidikan yang baik agar menjadi orang yang beradab (an-yuhsina adabahu).
Karena itulah, Nabi saw perintahkan kita terus mencari ilmu. Bahwa, mencari ilmu itu wajib sepanjang hayat. Ilmu yang wajib dicari adalah ilmu yang bermanfaat (Ilmu Nafi’). Orang tua tidak wajib menyekolahkan anak; tidak wajib meng-kuliah-kan anak; atau me-mesantren-kan anak. Yang wajib adalah mendidik anak-anaknya, menjadikan mereka beradab dan berilmu, agar mereka selamat dari api neraka.
Kita tidak menjumpai ayat al-Quran yang merintahkan para orang tua agar mengarahkan anak-anaknya untuk menjadi orang kaya atau orang terkenal. Meskipun, tentu saja, itu tidak dilarang, dan baik-baik saja menjadi orang kaya atau terkenal, selama kekayaan dan keterkenalan itu digunakan untuk menegakkan kebenaran.
Karena begitu pentingnya masalah ilmu dan adab bagi keselamatan dunia dan akhirat. Maka, seyogyanya para orang tua sangat serius dalam memahami dan berusaha menerapkan pendidikan yang benar, agar anak-anaknya menjadi orang berilmu dan beradab. Aneh, jika anak-anak disekolahkan dan dikuliahkan setinggi-tingginya, tetapi tidak memahami masalah ilmu dan adab.
Al-Quran mencontohkan, bagaimana Luqman al-Hakim mengajari anaknya, agar ia beradab kepada Tuhannya, beradab kepada orang tuanya, beradab kepada dirinya, beradab kepada agamanya, dan beradab kepada masyarakatnya. Semua adab itu akan tercapai jika anak-anak mencari ilmu dengan adab yang benar; yakni ikhlas dan beradab dalam belajar; beradab kepada gurunya, teman-temannya, dan sebagainya. (QS Luqman: 12-19).
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/berbagi-pengalaman-mendidik-anak-agar-beradab