Artikel Terbaru ke-1.905
Oleh: Dr. Adian Husaini (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia)
Kebangkitan suatu umat atau bangsa senantiasa diawali dengan bangkitnya budaya ilmu di tengah masyarakat. Alhamdulillah, mahasiswa Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) telah menerbitan banyak buku dan artikel. Mereka adalah mahasiswa kelas khusus Jurnalistik dan Pemikiran Islam -- Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir.
Ini bukan buku-buku biasa. Tapi, buku-buku yang berisi analisis tentang prolematika umat dan gagasan-gagasan besar tentang kebangkitan umat. Berikut ini daftar buku dan apresiasi terhadap buku-buku para mahasiswa itu.
- Hikmah Sejarah untuk Indonesia Berkah, karya Azzam Habibullah.
- Kritik terhadap Konsep Netralitas Ilmu, karya Azzam Habibullah.
- Mewujudkan Insan dan Peradaban Mulia, karya Fatih Madini.
- Reformasi Pemikiran Pendidikan Kita, karya Fatih Madini.
- Solusi Kekecauan Ilmu, karya Fatih Madini.
- Pemikiran Islam dan Tantangannya di Era Globalisasi, karya Faris Ranadi.
- Kebebasan, Perspektif Barat dan Islam, karya Reisya Callista.
Azzam sempat diminta memberikan presentasi tentang bukunya ini di Masjid Baitul Hikmah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Jln Gatot Subroto (dulu dikenal Masjid LIPI), pada Jumat (18/2/2022). Bertindak sebagai pembahas adalah Dudi Hidayat, Ph.D, direktur Perumusan Kebijakan Ristek dan Inovasi BRIN. Dalam pembahasannya, Dudi Hidayat menyarankan agar Azzam terus melakukan penelitian dan penulisan tentang masalah tersebut. (https://mediadakwah.id/dalam-kajian-masjid-brin-mahasiswa-stid-m-natsir-kritik-konsep-netralitas-ilmu/).
Buku “Kritik terhadap Konsep Netralitas Ilmu” ditulis dengan metode akademik ilmiah. Buku ini karya kelima Azzam. Tetapi, juga buku pertamanya dalam kajian keilmuan yang ditulis secara utuh. Buku setebal 174 halaman ini memiliki daftar pustaka sebanyak 99 buku. Tentu saja, ini buku serius untuk ukuran mahasiswa dua puluhan tahun.
Buku ini memberikan telaah mendasar tentang kekeliruan dan dampak buruk dari konsep netralitas ilmu. Misalnya, dalam bidang kesenian. Netralitas ilmu ini berujung pada netralitas nilai-nilai agama dalam pertunjukan seni. Begitu juga dalam ilmu jiwa (psikologi). Netralitas ilmu berujung pada legalitas LGBT.
Disamping aktif menulis, Azzam Habibullah juga aktif sebagai guru dan gerakan sosial. Tahun 2023, ia terpilih sebagai salah satu inovator sosial muda top dunia oleh lembaga kewirausahaan sosial dunia, Ashoka. Profil Azzam Habubullah dimuat dalam buku “Ideas That Are Changing The World: Leading Social Entrepreneurs” yang dirilis Ashoka secara global pada Kamis (12/1/2023). (https://mediaindonesia.com/humaniora/552546/mahasiswa-stid-mohammad-natsir-masuk-inovator-sosial-muda-top-dunia).
Sementara itu, buku “Solusi Kekacauan Ilmu” karya Fatih Madini merupakan buku pertama yang ditulis sebagai karya ilmiah yang utuh. Buku setebal 434 halaman (Ukuran 14 X21 cm), ini memiliki daftar pustaka sebanyak 113 buku dan puluhan jurnal serta artikel. Secara umum buku ini menguraikan akar krisis yang menimpa umat Islam – sebagaimana disampaikan Prof. Naquib al-Attas – yaitu “loss of adab” yang merupakan dampai terjadinya “kekacauan ilmu”.
Lanjut baca,
GAGASAN KEBANGKITAN BANGSA PADA BUKU-BUKU MAHASISWA DDII (adianhusaini.id)