Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 17 Agustus 2020 lalu, situs Inibaru.id menurunkan berita berjudul: "Dilaksanakan Secara Daring, Theosofi Indonesia Gelar Kongres ke-57". (https://today.line.me/id/v2/article/k8zWrZ). Disebutkan, dalam berita itu, bahwa Perhimpunan Teosofi Indonesia (Perwathin) melaksanakan kongres yang ke-57. Acara berlangsung selama tiga hari (15-17/8/2020).
Pada Kongres ini, Perwathin mengangkat tema bertajuk "Peran Theosofi Indonesia Menuju Tatanan Global". Sekretaris Perwathin Theresia Yohana Ina menjelaskan, bahwa tema itu dibahas guna menyongsong transisi dunia menuju kesadaran global . "Kesadaran yang kami yakini adalah suasana yang lebih baik. Dunia yang lebih spiritual dan damai bagi seluruh kehidupan," ujarnya.
Yohana bercerita, memang selama pandemi ini, kegiatan Theosofi dilakukan secara daring termasuk kongres tersebut. Ia juga kadang mengeluhkan, dikarenakan para anggota yang usianya sudah memasuki usia senja, maka dia sempat kesulitan untuk memberi pengarahan.
Namun semua kesulitan itu bukanlah suatu hambatan besar. Jalinan persaudaraan dan pengkajian materi jauh lebih penting.
"Oleh karena itu pada kongres ini kami berharap untuk selalu mempererat kekeluargaan dan perhimpunan," ungkapnya.
Diantara acara dalam Kongres Theosofi itu adalah penyampaian materi-materi yang berisi beberapa topik, seperti menyibak penciptaan lewat teori String dan Matematika. Juga tentang kematian dan tahapan-tahapannya berdasarkan pemahaman dari Madam Blavastky. Kemudian. Ada juga pembacaan puisi kemerdekaan untuk memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia.
Semua anggota Theosofi dari berbagai daerah ikut, mulai dari Medan, Jakarta, Bogor, Pekalongan, Salatiga, Solo, Jogja, Surabaya, Malang, Semarang, Blitar, dan Bandung. Hadir juga perwakilan dari negera lain. Juga ikut memberi sambutan adalah Presiden Theosofi Internasional, Tim Boyd.
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/gerakan-theosofi-yang-tampak-meredup-indonesia