GONTA-GANTI PRESIDEN DAN MENTERI, SOLUSI UTAMA TETAP  ADA DI PENDIDIKAN TINGGI

GONTA-GANTI PRESIDEN DAN MENTERI,  SOLUSI UTAMA TETAP  ADA DI PENDIDIKAN TINGGI

Artikel Terbaru ke-2.143

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Percaya atau tidak! Akar masalah dan krisis multi-dimensi yang menimpa negeri kita sebenarnya berakar pada kondisi pendidikan tinggi kita. Karena itu, jika ingin negara kita semakin baik ke depan, maka perbaikilah pendidikan tinggi kita. Perguruan Tinggi kita harus menyelenggarakan pendidikan yang benar dan unggul.

            Inilah sebenarnya yang diingatkan Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam Konferensi Pendidikan Islam internasional di Kota Mekkah, tahun 1977. Bahwa, akar krisis yang menimpa bangsa kita berawal dari kekacauan ilmu yang berdampak pada hilangnya adab. Dan itu terutama terjadi pada pendidikan tinggi.

            Sebabnya, pendidikan tinggi mendidik orang-orang dewasa. Mereka adalah para calon pemimpin dan pemegang posisi-posisi strategis di tengah keluarga dan masyarakat. Pendidikan yang rusak adalah pendidikan sekular yang melahirkan manusia-manusia serakah dunia yang memandang kehidupan itu hanya kehidupan di dunia ini saja.

            Karena melupakan akhirat, akhirnya manusia berbuat sesuka hatinya di dunia. Ia merasa, seolah-olah akan hidup selamanya. Jika yakin akan diadili di akhirat, maka tidak mungkin pejabat negara berani menzalimi rakyatnya; tidak mungkin berani korupsi; tidak akan serakah jabatan. Sebab, ia yakin, akan menerima hukuman berat di akhirat jika melakukan kejahatan dan kedurhakaan kepada Tuhan.

            Dalam konferensi di Makkah tahun 1977 itu, salah satu konsep penting dalam Islam yang wajib dipahami oleh umat Islam adalah konsep universitas. Sejak itu, hingga kini, beliau tak henti-hentinya berjuang melahirkan universitas Islam yang ideal. Tahun 1987, terwujudlah Internastional Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC).

Terbuktilah, gagasan universitas ideal itu bukan khayalan atau utopia. Saya sempat menjalani kuliah di kampus yang hebat ini tahun 2003-2009, meskipun ketika itu Prof. al-Attas sudah tidak lagi memimpin dan mengajar di situ. Tapi, saya masih merasakan kehebatan konsepnya. Alumninya pun kini bertebaran di berbagai negara dan memegang peranan penting dalam bidang pendidikan dan pemikiran Islam.

Konsep universitas yang benar dan unggul didasarkan pada inti proses pendidikan, yaitu “inculcation of adab” (penanaman adab). Lalu, ilmu-ilmu fardhu ain diutamakan dan diajarkan secara dinamis. Prof. al-Attas menekankan pentingnya pendidikan sejarah yang benar sebagai salah satu ilmu fardhu ain yang wajib diajarkan kepada semua mahasiswa.

Disamping menjelaskan dan mencontohkan konsep universitas yang benar dan unggul, Prof. al-Attas juga menjelaskan bahaya penerapan konsep universitas modern yang beliau sebut sebagai “simbol manusia dalam keadaan zalim” (“The modern university is the epitome of man  in a condition of zulm.”).   

Makna universitas (Latin: universitatem) berasal dari  istilah kulliyyah yang bertujuan membentuk manusia yang sempurna, atau al-insan al-kulliy – yang akan menjadi para pemimpin sejati, bukan pemimpin palsu. Produk pendidikan universitas dan benar dan unggul adalah manusia-manusia yang baik.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/gonta-ganti-presiden-dan-menteri,--solusi-utama-tetap-ada-di-pendidikan-tinggi

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait