HAKIKAT MULIA

HAKIKAT MULIA

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang taqwa.” (QS al-Hujurat/49:13).  Penegasan Allah SWT itu begitu jelas, bahkan sangat jelas, dan teramat jelas.  Jika ingin jadi mulia, jadilah manusia bertaqwa. Manusia normal dan sehat akal tentulah ingin mulia. Tapi, apakah setiap manusia bersungguh-sungguh mengejar ketaqwaan? Kita cermati perilaku mereka!

Lihatlah perilaku orang-orang yang mengejar jabatan sebagai anggota DPR, kepala daerah, atau Presiden?  Milyaran rupiah dikucurkan. Pagi, siang dan malam bekerja keras, lahir batin, untuk meraih jabatan yang dianggap terhormat. Begitu menjadi wakil rakyat, duduk di kursi terhormat, maka sebutan pun melekat, “Yang terhormat, wakil rakyat!”

Tapi, benarkah mereka terhormat?  Mereka dipanggil, “Yang terhormat”, “yang mulia”, karena duduk di kursi yang “terhormat”. Jadi, siapakah yang sebenarnya terhormat dan mulia? Apakah manusianya, atau kursinya?  Apakah tidak lebih tepat jika dipanggil, “Yang terhormat kursi wakil rakyat beserta yang mendudukinya!”  Sebab, bisa jadi, yang terhormat memang kursinya, bukan dirinya. Ia menjadi terhormat karena duduk di kursi wakil rakyat. Begitu kursinya diambil, ia menjadi tidak terhormat lagi!

Karena itu, sungguh aneh dan tidak normal, jika manusia mengejar kemuliaan dengan menggantungkan kemuliaan dirinya dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Kondisi di luar dirinya senantiasa berubah. Mulia dan hina dipertaruhkan pada sesuatu yang nisbi dan labil. Sedangkan pada hakikatnya, kemuliaan itu ada dalam diri manusia sendiri. Dengan menempa diri hingga meraih derajat taqwa, manusia jadi mulia.

Lanjut Baca,

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/hakikat-mulia

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar