Oleh: Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Allah SWT mengingatkan bahwa musuh manusia yang nyata adalah setan. “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah! Dan jannganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu!” (QS al-Baqarah: 208).
Allah juga menjelaskan, bahwa setan adalah musuh utama para nabi. Jenisnya ada dua: setan jenis jin, dan setan jenis manusia. “Dan demikianlah Kami jadikan untuk setiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (QS al-An’am:112).
Buya Hamka, dalam Tafsir al-Azhar, membuat uraian menyangkut ayat tersebut:
“Seorang Rasul diutus Allah untuk menyeru manusia menempuh Shirathal
Mustaqim, jalan yang lurus. Maka segala syaitan-syaitan manusia dan jin itu menyusun pula kata-kata yang penuh tipu daya untuk membelokkan perhatian orang daripada jalan yang lurus itu. Mereka mencoba manggariskan jalan yang lain, memujikan, mempropagandakan supaya orang merasa bahwa yang mereka kemukakan itulah yang benar. Inilah tipu daya! Karena kalau sudah diselidiki kelak dengan seksama, akan ternyata bahwa rencana yang mereka kemukakan itu hanya semata-mata zukhrufal-qauli, yaitu kata-kata yang dihiasi. Zukhruf artinya perhiasan, lebih besar bungkusnya daripada isinya, reklame yang kosong penuh tipu.” (Hamka, Tafsir al-Azhar, Juzu’ VIII).
Dan patut kita ingat, bahwa setelah terusir dari surga, Iblis kemudian bertekad bulat untuk menyesatkan sebanyak-banyaknya manusia. Salah satu caranya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran adalah menghiasi (mengemas) kebathilan menjadi sesuatu yang indah, sehingga menarik perhatian manusia untuk mengikutinya:
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (QS al-Hjir: 39).
Lanjut baca,