JANGAN KALAH SAMA PASTOR VAN LITH DALAM MENCARI MURID-MURID HEBAT

JANGAN KALAH SAMA PASTOR VAN LITH  DALAM MENCARI MURID-MURID HEBAT

 

Artikel Terbaru ke-2.171

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Dalam kunjungan ke berbagai pesantren, sekolah Islam, dan perguruan tinggi Islam, saya menerima kabar bahwa saat ini semakin susah mencari murid atau mahasiswa baru. Padahal, pengurus lembaga pendidikan Islam itu sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya berkeliling ke berbagai lembaga pendidikan Islam untuk mengajak lulusannya melanjutkan pelajaran ke lembaga yang diasuhnya.

            Ada beberapa kampus Islam yang mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk membujuk para pelajar lulusan SMA Islam. Tetapi, katanya, hasilnya belum memuaskan. Masih sedikit yang bersedia mendaftar ke kampus Islam tersebut. Padahal, biaya kuliah di kampusnya sudah sangat rendah. Bahkan, banyak pula yang diberikan beasiswa.

            Kepada para pengelola lembaga pendidikan Islam itu, saya mengajak mereka melakukan beberapa langkah. Pertama, meyakini bahwa lembaganya adalah yang terbaik, karena benar-benar serius dalam mendidik para muridnya agar menjadi insan beriman bertaqwa dan berakhlak mulia. Keyakinan ini penting. Tanpa keyakinan, maka tidak akan dilakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mengajak anak-anak lain belajar di lembaganya.

            Kedua,  perlu membuat promosi yang profesional dalam berbagai bentuknya. Bisa dalam bentuk video atau dokumentasi-dokumentasi kegiatan. Promosi yang terbaik adalah testimoni para lulusannya. Promosi ini harus dilakukan secara terus-menerus dan sungguh-sungguh. Jangan sampai kalah dengan promosi rokok yang begitu gencar menyasar penikmat rokok. Padahal, semua juga tahu, merokok itu tidak baik. Bahkan, dalam iklan rokok pun ada kata-kata dan foto-foto tentang akibat buruk dari aktivitas merokok.

            Ketiga, lakukan pendekatan personal kepada para orang tua atau santri/pelajar muslim. Pimpinan atau guru-guru tidak perlu segan untuk membujuk atau melobi kepada santri, pelajar atau calon mahasiswa. Lakukan dengan maksimal. Hasilnya, serahkan kepada Allah. Itu dengan syarat adanya keyakinan bahwa pendidikannya adalah yang terbaik.

            Saya banyak mendengar pondok pesantren yang di awal-awal berdirinya harus bekerja keras menarik calon santri. Ada seorang Kiai di Sukabumi yang berkeliling kampung dengan motornya. Ia mengajak satu persatu calon santri agar bersedia belajar di pesantrennya. Kini, jumlah santrinya ribuan.

            Jadi, jika kita memandang pendidikan sebagai satu bentuk perjuangan jihad fi-sabilillah, maka perlu ada keyakinan dan kesungguhan dalam pelaksanaannya. Tentu juga diperlukan pengorbanan. Termasuk seringkali harus menjadikan anak-anak sendiri sebagai “singa percobaannya”. Usaha untuk melahirkan generasi yang gemilang di masa depan, perlu dilakukan dengan kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas.

            Kita bisa mengambil pelajaran dari tokoh Katolik Pastor Frans van Lith yang dikenal sebagai sosok legendaris dalam menjalan misi agamanya. Dalam bukunya, Katolik di Masa Revolusi Indonesia (Jakarta: PT Grasindo,  1999, hal. 40-41), Jan Bank menceritakan, bahwa Soegijapranata (lahir di Solo, 25 November 1896), masuk agama Katolik saat belajar di sekolah guru di Muntilan yang didirikan oleh Pater Van Lith.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jangan-kalah-sama-pastor-van-lith--dalam-mencari-murid-murid-hebat

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait