JANGAN SALAH NIAT SAAT KULIAH, NANTI BISA JADI ORANG JAHAT

JANGAN SALAH NIAT SAAT KULIAH,  NANTI BISA JADI ORANG JAHAT

 

Artikel Terbaru ke-2.142

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Di dalam kitabnya, al-‘Ilmu, Syaikh Amin al-Hajj dari Sudan, menekankan pentingnya keikhlasan niat dalam mencari ilmu, baik bagi murid maupun guru. Sebab, ikhlas adalah asas setiap perbuatan, dan Allah tidak menerima amal yang mengandung unsur syirik. (QS al-Bayyinah:5).

Beberapa hadits Rasulullah saw mengingatkan, bahwa siapa yang mencari ilmu untuk mencari kehebatan di kalangan ulama dan mencari pujian di kalangan manusia, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka. Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang mencari ilmu yang sepatutnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah, lalu ia mencarinya hanya untuk kepentingan dunia semata, maka ia tidak akan mencium bau sorga di Hari Kiamat.” (HR Abu Dawud).

Juga disebutkan sebuah sabda Nabi saw, bahwa di Hari Kiamat nanti, manusia pertama yang akan merasakan api neraka adalah orang berilmu yang membaca al-Quran tetapi salah niat. Ia membaca al-Quran agar dikatakan sebagai “qari’” (ahli baca al-Quran), dan orang yang mencari ilmu untuk mencari pujian manusia, agar ia dianggap sebagai orang ‘alim.

Dampak langsung dari keikhlasan dalam masalah ilmu adalah pada sikap seorang yang berilmu. Syaikh Amin menekankan perlunya belajar adab sebelum belajar ilmu. Seorang ulama, al-Laits Ibn Sa’ad memberi nasehat kepada para ahli hadits: “Ta’allamul hilm qablal ‘ilmi!” Belajarkah sikap penyayang sebelum belajar ilmu! 

Para ulama terdahulu lebih banyak belajar adab kepada guru dibandingkan dengan belajar ilmu mereka. Ibnu Wahab mengatakan: “Apa yang aku pelajari dari Imam Malik adalah lebih utama daripada ilmu beliau.” Sejumlah sifat yang harus dimiliki oleh orang berilmu diantaranya: tawadhu’, takut kepada Allah, menjauhi sifat hasad (dengki), zuhud, dan sebagainya.

Syaikh Amin tampak sangat serius dalam masalah pentingnya kesungguhan dalam penguasaan ilmu dalam aktivitas dakwah dan kebangkitan umat Islam. Disamping dua kitab terdahulu, sejumlah kitab telah ditulis terkait dengan tema tersebut, seperti: Lā nahdhiyyah lil-ummah ill bi-nahdhiyyatin ‘ilmiyyah rāsyidah (Kairo: Dar el-Shafwah, 2013), al-Sabīl al-Shahīh ilā Thalabil ‘Ilmi al-Syar’iy (Kairo: Dar el-Shafwa, 2008), Ulamāu al-Sū’, ‘Ulamāu al-Dunyā (Kairo: Dar el-Shafwa, 2009), dan sebagainya.

Dalam Kitab Ulamāu al-Sū’, ‘Ulamāu al-Dunyā, Syaikh Amin memaparkan ciri-ciri ulama al-su’ (ulama jahat), diantaranya: Menyembunyikan ilmu, cinta dunia, dan mengikuti hawa nafsu. “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan  apa-apayang diturunkan Allah berupa al-Kitab dan menjualnya dengan harga murah, mereka itu tidaklah makan sesuatu kecuali api neraka, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka di Hari Kiamat dan Allah tidak mensucikan mereka dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS al-Baqarah: 174).

Cinta dunia dan bergantung padanya adalah pangkal segala kerusakan (hubbud-dunyā wal-ta’alluqu bihā ra’su kulli khathīatin). Itu bukan berarti ulama tidak boleh menikmati dunia, sebatas yang dihalalkan oleh Allah SWT. Karena itu, sifat-sifat buruk yang melekat pada ulama jahat bisa dikembalikan pada pangkal masalah, yakni kecintaannya pada dunia.  Itulah pentingnya mencari ilmu dengan kejujuran dan keikhlasan.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jangan-salah-niat-saat-kuliah,--nanti-bisa-jadi-orang-jahat

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait