Artikel Terbaru (ke-1.653)
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pada 18 Juli 2023, situs berita detik.com menurunkan berita dengan judul yang menyesakkan dada: “Nasib Ngenes 5 SD Negeri Ponorogo Tak Dapat Murid Baru Gegara Suksesnya KB.” Ini berita penting dan menarik.
Begini berita lebih lengkapnya. Dikabarkan, bahwa lima Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Ponorogo bernasib ngenes. Lima SDN yang tak dapat murid baru itu antara lain SDN 2 Munggu; SDN Jalen; SDN 3 Babadan; SDN 1 Duri, Slahung; dan SDN 2 Tegalombo.
Dari pantauan detikJatim di SDN Jalen, pada hari pertama masuk sekolah, tidak ada satu pun murid baru. Guru-guru terlihat pasrah. Mereka bukannya tidak berusaha mencari siswa baru. Namun, pada akhirnya upaya untuk menarik minat para calon wali murid tak membuahkan hasil.
Kepala Sekolah SDN Jalen Dedy Adi Nugroho mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan para guru sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banner PPDB sudah dipasang di depan sekolah. Bahkan, guru-guru juga mendatangi para calon wali murid.
"Banyak yang kita lakukan, sebelum PPDB sudah ke rumah calon wali murid dengan memberikan seragam gratis, serta tabungan senilai Rp 100 ribu untuk membeli buku pendamping seperti LKS, juga siap memberikan uang transportasi Rp 150 ribu per bulan untuk anak yang sekolah di sini. Uang tersebut diambilkan dari sumbangan para guru di sini," ujar Dedy kepada detikJatim, Senin (17/7/2023).
Namun hingga akhir PPDB, tetap saja tidak ada wali murid yang mendaftarkan anaknya. "Sejak 5 tahun terakhir, jumlah siswa masuk semakin menurun," papar Dedy.
Dedy menambahkan, sebenarnya sekolahnya mendapat dua orang pendaftar. Namun, keduanya mundur karena takut anaknya tidak ada teman di sekolah. "Misalnya saja kalau ada 5 siswa, mereka mau masuk. Tapi kalau cuma dua anak dengan berat hati saya suruh cari sekolah lain," terang Dedy.
Pada tahun ajaran lalu, SDN Jalen hanya mendapat 1 siswa, tahun ini tidak mendapat murid. Dengan rincian, kelas 1 kosong, kelas 2 ada 1, kelas 3 ada 3, kelas 4 ada 5, kelas 5 ada 5, kelas 6 ada 10, total 24 siswa.
"Keinginan dari sekolah, dengan fasilitas seperti ini, guru bersertifikasi tentunya kami tidak ingin sekolah ini ditutup. Karena satu-satunya sekolah yang ada di Jalen sendiri, tergantung dari Dinas Pendidikan sendiri yang akan menentukannya," tukas Dedy.
Jadi, merosotnya jumlah murid di lima SDN di Ponorogo tersebut terjadi karena suksesnya program KB (Keluarga Berencana). Akan tetapi, pada hari yang sama, diturunkan juga berita berjudul: “5 SDN di Ponorogo Tak Dapat Murid, Diduga karena Ortu Lebih Memilih MI.”
Dikabarkan, bahwa sebanyak 5 SD di Ponorogo tidak mendapat murid sama sekali di tahun ajaran baru ini. Diduga para orang tua cenderung lebih memilih madrasah ibtidaiyah (MI) agar anaknya banyak mendapat pelajaran agama. Salah satu wali murid, Gayuh Wicaksono, mengatakan lebih memilih menyekolahkan anaknya ke MI ketimbang SD. Alasannya, ingin memperkuat fondasi agama sejak dini.
"Kalau saya lebih memilih ke MI daripada SD karena untuk fondasi agama, sekarang kalau di SD juga tidak ada temannya. Rata-rata lingkungan sini selain ke sekolah MI juga banyak sekolah yang berbasis agama dan full day," kata Gayuh seperti dilansir detikJatim, Senin (17/7/2023).
Lanjut baca,
KASIHAN SEKOLAH DASAR NEGERI JIKA KB SUKSES (adianhusaini.id)