INILAH AKIBATNYA JIKA PENDIDIKAN MASIH DIDOMINASI SEKULARISME

   INILAH AKIBATNYA JIKA PENDIDIKAN  MASIH DIDOMINASI SEKULARISME

 

Artikel Terbaru ke-2.058

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Mohammad Natsir sudah mengingatkan bangsa Indonesia, bahwa sekularisme adalah bahaya besar bagi kehidupan bangsa kita. Lihat saja, masalah korupsi, judi online, kecurangan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), dan sebagainya. Berbagai tindakan kejahatan itu terjadi karena pelakunya lupa akhirat dan tidak menyadari bahwa seluruh tindakannya itu berada dalam pemantauan Tuhan Yang Maha Esa.

            Sikap lupa Tuhan dan lupa akhirat itulah sejatinya makna dari sekularisme. Jika manusia sudah tidak peduli dengan tuntunan Ilahi dan sudah melupakan kehidupan di akhirat, maka manusia akan bertindak semau dia saja. Mereka bikin konsep pembangunan dan pendidikan untuk rakyat Indonesia semau keinginan mereka sendiri. Mereka tidak mau diatur oleh Tuhan. Mereka merasa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa campur tangan Tuhan.

            Gara-gara membuang dimensi Ilahiyah dan ukhrawiyah itulah masalah bangsa kita menjadi rumit. Urusan Ujian Nasional dan PPDB menjadi polemik tanpa ujung. Sekularisme mendorong manusia melupakan Tuhan dan lupa tujuan hidupnya sampai di akhirat. Sekedar untuk lulus ujian, maka dilakukan berbagai cara. Bersyukurlah jika pelaku kejahatan di dunia ini sempat bertobat.

            Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas  menyimpulkan, bahwa pada intinya dalam masyarakat Barat modern, Tuhan telah dimanusiakan dan manusia dijadikan Tuhan.  (Man is deified and Deity humanised). Manusia ditempatkan sebagai satu-satunya yang berhak mengatur dunia. Tuhan – maksudnya nilai-nilai agama -- dipandang tidak boleh lagi mencampuri urusan kehidupan manusia. (Lihat, Jennifer  M. Webb (ed.), Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society,  (Victoria, The Cranlana Program, 2002).

            Mohammad Natsir menyebut sekularisme sebagai paham la-diniyah, alias paham anti-agama. Manusia tidak mau diatur oleh agama. Dan manusia cuma punya dua jalan dalam hidupnya, pilih jalan agama atau jalan di uar agama. Karena itu, Pak Natsir mengingatkan bangsa Indonesia agar jangan sampai memilih jalan di luar agama dalam mengatur diri dan kehidupannya.

            Nah, sekarang para pejabat kita sedang menyusun agenda penting dalam pendidikan nasional kita. Katanya itu untuk kebaikan dan kemajuan anak-anak dan bangsa kita ke depan. Para pejabat kita adalah orang-orang yang paham agama dan berkomitmen untuk melindungi agama. Mereka juga yakin dengan kekuasaan, kebijakan, dan kedaulatan Tuhan Yang Maha Esa.

            Karena itu, kita berharap, para pejabat negara, khususnya dibidang pendidikan, berkenan merumuskan kebijakan pendidikan dengan merujuk kepada ajaran-ajaran Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana telah diturunkan melalui Nabi-Nya, yaitu Nabi Muhammad saw. Sebab, kita adalah umat Nabi Muhammad saw.

            Jika ada yang bertanya, bukankah negara Indonesia ini terdiri atas berbagai pemeluk agama, dan bukan hanya muslim saja? Kita jawab, setidak-tidaknya pemerintah tidak memaksakan sistem dan kurikulum pendidikan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/inilah-akibatnya-jika-pendidikan--masih-didominasi-sekularisme

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait