Artikel Terbaru ke-2.167
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Setiap hari, seorang muslim berulang kali melantunkan doa: “Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau nikmat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat!”
Itulah doa kita setiap hari! Sadarkah kita bahwa jalan orang-orang yang diberi nikmat Allah adalah jalan hidup para Nabi, syuhada, shalihun dan shiddiqun! Jalan hidup mereka adalah jalan hidup paling mulia. Mereka hidup di jalan perjuangan; jalan dakwah; jalan tabligh! Jalan hidup dan jalan perjuangan mengajak manusia ke jalan Allah.
Karena itulah, sepatutnya kita sudah memahami dan menerima kebenaran ayat al-Quran yang menempatkan para pejuang di jalan Allah itu sebagai manusia-manusia terbaik: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim!” (QS Fushshilat: 33).
Bahkan, Allah menjanjikan, siapa yang menolong agama Allah, maka Allah pasti akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya! (QS Muhammad: 7). Allah juga mencintai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam organisasi yang rapi. (QS Ash-Shaf: 4). Umat Islam diberikan predikat sebagai umat terbaik (khaira ummah), jika mereka menjadi pejuang menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran. (QS Ali Imran:110).
Luqman al-Hakim menanamkan jiwa pejuang (jiwa dakwah) kepada anaknya, sejak dini. “Wahai anakku, dirikanlah shalat dan berjuanglah untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kemunkaran…” (QS Luqman: 17).
Jadi, begitu banyak ayat-ayat al-Quran dan hadits Nabi yang mengingatkan pentingnya seorang muslim menjadi pejuang dakwah (dai) dalam hidupnya. Bukan hanya itu. Untuk menjadi pejuang dakwah perlu persiapan yang matang; perlu ilmu dan hikmah, sebagaimana para nabi. Sebab, para dai itu pada hakikatnya adalah pelanjut perjuangan para nabi.
Dalam kitabnya, Ihya’ Ulumiddin, Imam al-Ghazali menempatkan bab khusus tentang amar ma’ruf nahi munkar. Disebutkan, bahwa jatuh bangunnya umat, hidup matinya umat, tergantung pada aktivitas dakwah ini. Dan penyebab utama kelemahan dakwah adalah terjangkitnya penyakit “hubbud-dunya”.
Lanjut baca,