Artikel ke-1.559
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikan negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ibrahim: 35-36)
“Dan jika masyarakat suatu negeri beriman dan bertaqwa (kepada Allah), maka Kami akan bukakan untuk mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS al-A’raf: 96).
*****
Nabiyullah Ibrahim a.s. adalah sosok manusia agung yang namanya dikenang dan begitu dihormati oleh umat Islam. Umat Islam memiliki hubungan spesial dan begitu erat dengan Nabi Ibrahim. Namanya disebut setiap hari dalam shalat umat Islam.
Ibrahim a.s. mendoakan negeri Mekkah agar menjadi negeri yang aman. Negeri itu kemudian menjadi kiblat dan pusat peradaban tinggi. Dari Mekkah inilah lahir Nabi terakhir, yang berhasil mewujudkan peradaban tinggi di berbagai penjuru dunia.
Peradaban tinggi adalah peradaban Tauhid; peradaban yang memanusiakan manusia, sebagaimana seharusnya. Yakni, manusia sebagai hamba Allah; manusia sebagai khalifatullah fil-ardh. Tauhid membebaskan manusia dari perhambaan sesama makhluk. Tauhid melepaskan manusia dari perhambaan kepada setan dan hawa nafsu.
Itulah hakikat peradaban tinggi, yang pembentukannya dicontohkan langsung oleh Nabiyullah Ibrahim a.s. dan kemudian disempurnakan wujudnya oleh Nabi Muhammad saw. Tauhid mengajarkan agar manusia menggunakan akalnya secara sehat dan jernih. Dan itu dimulai dari dakwah Nabi Ibrahim agar orang tua dan masyarakatnya meninggalkan tradisi menyembah patung: “Ya Tuhanku, jadikan negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.”
Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim tersebut perlu kita renungkan. Betapa banyaknya umat manusia yang tidak bisa lepas dari tradisi berhala atau tradisi patung. Banyak pemeluk agama di dunia yang hingga kini terjebak dalam tradisi patung, menggunakan patung-patung tertentu, sebagai sesembahannya, atau alat perantara untuk menyembah Tuhan.
Islam membangun peradaban tinggi berbasis ilmu. Warisan tradisi Islam di Nusantara selama ratusan tahun telah membuktikan perkembangan tradisi ilmu yang sangat tinggi. Ribuan karya ilmiah para ulama Nusantara masih dikaji jutaan umat manusia hingga saat ini. Islam membangun peradaban berdasar akal sehat dan prinsip keadilan.
Adalah tidak adil jika anggaran negara digunakan untuk membangun berbagai jenis bangunan asesoris, sementara rakyat masih belum terpenuhi kebutuhan pokoknya dengan layak. Bukan hanya rumah dan pangan. Tetapi, juga pendidikan dan kesehatan. Islam adalah agama dan peradaban yang lebih menghargai ilmu pengetahuan, jiwa manusia, dan perbuatan mulia.
Lanjut baca,
KETELADANAN NABI IBRAHIM DALAM MEMBANGUN PERADABAN TINGGI (adianhusaini.id)