KRISIS BANGSA TAMBAH RUMIT, KARENA CINTA DUNIA BERLEBIHAN

KRISIS BANGSA TAMBAH RUMIT, KARENA CINTA DUNIA BERLEBIHAN

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

      Mohammad Natsir sudah lama mengingatkan, bahwa masalah yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia – dan umat Islam khususnya – adalah cinta dunia yang sangat berlebihan. Belum reda krisis Pandemi Covid-19, muncul kasus Tes Wawasan Kebangsaan di KPK, lalu muncul lagi kasus BEM-UI dan Rektor UI, dan sebagainya.
Jika akar masalah itu tidak diatasi, maka krisis demi krisis akan terus membelit negeri kita. Sebab, cinta dunia adalah akar segala kerusakan (Hubbud dunya ra'su kulli khathiatin). Cinta dunia mencakup cinta jabatan, cinta harta, cinta wanita, cinta popularitas. Akar dari semua itu adalah krisis worldview, krisis pandangan hidup. Tidak paham makna dan tujuan hidup. Mereka menyangka, bahwa dunia ini adalah akhir dari perjalanan hidupnya.
Padahal, semua yang dicintai dan dipuja-puja di dunia ini, semuanya itu akan menjadi beban berat di akhirat. Rasulullah saw mengingatkan, bahwa di hari akhir, tidak akan beranjak kaki seorang manusia, sampai ia ditanya tentang empat hal: masa mudanya, umurnya, hartanya, dan ilmunya.
Kata Nabi saw pula: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya!" Jangan lupa pula peringatan Rasulullah saw, bahwa di akhirat nanti akan ada orang yang bangkrut amalnya. Ia banyak berbuat baik, tetapi amalnya habis karena harus diberikan kepada orang lain yang dizaliminya.
Sekarang, lihatlah berbagai kasus pembunuhan, penindasan, fitnah, saling caci, korupsi, dan berbagai perampasan hak orang lain. Pemujaan yang berlebihan terhadap kekuasaan, harta, kecantikan dan popularitas, telah membunuh akal sehat; bahwa masa depan kehidupan yang abadi adalah di akhirat.
Menghadapi semua kemelut dan krisis kehidupan, maka sepatutnya para cerdik pandai atau para ulama bertindak bijak; memberi peringatan kepada para elite penguasa dan masyarakat dengan cara sebaik mungkin; dengan melakukan tawashau bil haq, wa-tawashau bish-shabri, wa-tawashau bil-marhamah.
Musibah pandemi Covid-19 ini harusnya menyadarkan para pemimpin dan elite masyarakat, bahwa kematian itu begitu dekat. Setiap hari, kita mendengar dan membaca berita tentang sahabat atau saudara yang menghadap Allah SWT. Tak jarang, mereka yang meninggalkan kita itu, masih sehat wal-afiat beberapa hari sebelumnya.

Lanjut baca, 

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/krisis-bangsa-tambah-rumit,-karena-cinta-dunia-berlebihan

 

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar