MAKNA “FREEDOM”  DAN “IKHTIYAR”

MAKNA “FREEDOM”  DAN “IKHTIYAR”

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

            Bagi masyarakat Barat kata “freedom” (kebebasan) begitu diagungkan. Pada tahun 2005, menyusul terpilihnya sebagai Presiden AS, George W. Bush menyampaikan pidatonya: “When you stand for your liberty, we will stand with you.”  Maknanya, “Jika Anda berjuang untuk kebebasan anda maka kami akan bersama anda.” 

Bush juga menegaskan: “The best hope for peace is the expansion of freedom.”  Harapan terbaik untuk perdamaian adalah melakukan ekspansi kebebasan. Masalah kebebasan menjadi penekanan penting dalam pidato Bush tersebut. Kata “freedom” dan “liberty” disebut sebanyak 49 kali dalam pidatonya. (Lihat, Newsweek, 31 Januari 2005).

            Sejak dulu, AS memang rajin menggelorakan slogan kebebasan (freedom, atau liberty). Patung Liberty yang berdiri megah di New York, sudah identik dengan negara adikuasa ini. Dalam berbagai hal, kebebasan adalah fitrah manusia. Tetapi tidak ada yang memungkiri bahwa kebebasan itu sendiri memiliki makna relatif. Tidak ada kebebasan yang benar-benar bebas. Kebebasan pasti ada batasnya. Karena itu, kita tidak perlu bersikap antipati terhadap kata “kebebasan” (freedom, liberal), dan sejenisnya, tetapi perlu bersikap kritis, mencermati, apa yang dimaksudkan  dengan kebebasan itu.

            Secara politis dan ekonomis, karena sudah menjadi slogan penguasa dunia, bisa dipahami, jika banyak kalangan juga mengadopsi jargon “freedom” dan “liberal”. Banyak keuntungan dengan mengadopsi jargon itu. 

Lebih jauh, Bush menyatakan: “So, it is the policy of  the United States to seek and support the growth of democratic movements and institutions of every nations and culture, with the ultimate goal  of ending tyranny in our world.” Jadi, kata Bush, kebijakan AS saat ini ialah mencari dan mendukung tumbuhnya gerakan dan institusi demokrasi di berbagai negara dan budaya. 

            Fareed Zakaria, international editor Newsweek, dalam tulisannya, “Bush and the World: High Hopes, Hard Facts” menyebutkan berbagai paradoks antara pidato Bush dengan praktik kebijakan Bush sendiri. Bush, misalnya, justru mendukung Rusia yang telah membunuh sekitar 100.000 rakyat sipil Chechnya.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/makna-freedom-dan-ikhtiyar

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar