Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Meskipun sudah 10 tahun berlalu, kisah ini masih penting untuk dibagikan. Selama berkunjung ke Inggris selama 20 hari, pada tahun 2010, salah satu pengalaman menarik adalah mengunjungi pameran Sains Islam di Museum Sains London, Inggris.
Hari itu, Ahad (11 April 2010), usai mengisi kajian di satu Masjid di London, saya dan Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi diajak berjalan-jalan ke sejumlah tempat di London. Kami menumpang mobil seorang warga Indonesia yang bekerja di perusahaan jasa pengiriman. Dia tampak hafal seluk beluk jalan di Kota London. Cara mengemudikan kendaraan juga sangat profesional.
Tujuan awal kami melihat-lihat Pameran Sains Islam “1001 Inventions” di Science Museum, London. Saat saya memasuki arena pameran, apa yang saya lihat jauh melebihi bayangan saya sebelumnya. Pameran ini luar biasa. Bisa dikatakan benar-benar bertaraf internasional. Dada saya rasanya bergetar, menyaksikan banyaknya pengunjung yang hadir; baik yang Muslim maupun yang non-Muslim.
Pameran ini berlangsung 21 Januari dan akan berakhir 30 Juni 2010. Sudah ratusan ribu pengunjung yang hadir. Banyak alat peraga yang disiapkan secara serius dan sangat profesional. Bahkan, ada pemutaran film yang juga dibuat secara profesional.
Pameran ini bertajuk ”1001 Inventions, Discover The Muslim Heritage in Our World, Uncovering 1000 Years of Science and Technology.” Salah satu alat peraga yang menarik perhatian karena sangat besarnya adalah patung manusia terbang dengan sayap buatan.
Peraga itu menggambarkan seorang ilmuwan bernama Abbas Ibn Firnas yang pada abad ke-9 sudah melakukan uji terbang dari Masjid Cordoba dan berhasil mendarat dengan mulus. Bisa dikatakan, nama Ibn Firnas tidak pernah dikenal oleh anak didik kita di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dalam pameran itu, ada ilustrasi, cerita, dan juga alat peraga yang mirip dengan yang digunakan oleh Ibn Firnas. Selain Ibn Firnas, pengaruh ilmuwan Muslim lainnya dalam berbagai bidang kehidupan, juga ditampilkan dengan sangat baik dalam pameran. Dengan itu, pesan yang hendak disampaikan diharapkan membawa dampak besar.
Saya berpikir, bagaimana di sebuah negara Barat, yang umat Islamnya hanya sekitar tiga persen, ilmuwan Muslim di Inggris bisa menghadirkan pameran seperti ini. Saat berjumpa Prof. Salim T. Alhasani di Manchester University, beberapa hari sesudah itu, saya menyampaikan padanya, bahwa saya berharap beliau bisa hadir di Indonesia dan menggelar pameran semacam ini.
Mudah-mudahan pemerintah Indonesia bisa mendukungnya. Saya sudah sampaikan perihal ini kepada pejabat-pejabat di KBRI London. Di Inggris pun, pameran ini juga mendapat sokongan dari Pangeran Charles dan sejumlah anggota parlemen.
lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/mengunjungi-pameran-sains-islam-di-london