PANCASILA DAN “KHILAFAH”  

PANCASILA DAN “KHILAFAH”   

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Dalam bukunya, Renungan dari Tahanan, Pahlawan Nasional Prof. Kasman Singodimedjo mengajak umat Islam untuk menerima Pancasila. Tapi, menurut Kasman, di negara Pancasila, umat Islam tidak dilarang untuk meyakini, bahwa Islam itu adalah lebih sempurna dari Pancasila. “Hal itu tentunya tidak akan, dan tidak seharusnya dianggap salah oleh siapa pun,” tulis Kasman.

Kasman Singodimedjo adalah tokoh yang terlibat dalam perumusan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945. Ketika itu, dalam Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Kasman dan Ki Bagus Hadikoesoemo adalah tokoh Islam yang  harus menerima pencoretan ‘Tujuh Kata’ dalam Pembukaan UUD 1945. Peristiwa itu nantinya dipandang sebagai bukti pengorbanan umat Islam untuk keutuhan NKRI.

Kasman Singodimedjo adalah komandan ‘tentara’ PETA yang juga ketua pengamanan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.  Ia sempat menduduki jabatan sebagai Jaksa Agung pertama. Almarhum Hussein Umar (Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia periode 2005-2010), pernah bercerita kepada saya tentang kehebatan Kasman Singodimedjo dalam perjuangan.

Kabarnya, Kasman pernah berkunjung ke daerah sebagai pimpinan Partai Masyumi. Di saat mobilnya akan menyeberangi sebuah jembatan darurat, Kasman diminta berhenti. Ia harus menunggu mobil lain untuk melewati jembatan, sebagai bahan percobaab. Jika aman, maka barulah mobil Kasman boleh melanjutkan perjalanan, menyebarangi jembatan itu.

Kasman Singodimedjo tidak setuju dengan cara seperti itu. Ia bahkan meminta orang daerah itu untuk bersyahadat ulang, karena mau mengorbankan orang lain. “Kita harus menyebarang bersama. Kalau mati, ya mati bersama-sama!” kata Kasman, seperti dituturkan oleh Hussein Umar.

Menurut tokoh Muhammadiyah ini, umat Islam keliru jika menganggap Pancasila lebih tinggi dari Islam. Sebab, Islam itu didekritkan langsung oleh Allah sebagai satu-satunya agama yang diridhai-Nya. (QS 3:19). Bahwa ternyata Pancasila dan bukan Islam yang dijadikan sebagai dasar negara, Kasman mengakui, hal itu sebagai ujian dari Allah, dan agar umat Islam berusaha mengubah dirinya sendiri, agar menuju kondisi yang lebih baik. “Saya telah merenungkan bertahun-tahun mengenai hal ini,” kata Kasman, mengutip al-Quran surat ar-Ra’d ayat 11.

 

Lanjut baca, 

http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/pancasila-dan-khilafah

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar