Artikel ke-1.380
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Salah satu pesan penting Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas kepada kami, saat berkunjung di kediamannya, 16 Oktober 2022, adalah tentang pentingnya mempelajari sejarah dengan benar. Menurut beliau, belajar sejarah yang benar itu hukumnya fardhu ain. Artinya, itu kewajiban bagi setiap muslim.
Pada kesempatan silaturrahim tersebut, Prof. Al-Attas mengingatkan pentingnya memahami sejarah Islam di Alam Melayu dengan baik. Beliau pun telah menulis sejumlah buku yang sangat bermakna tentang hal ini, seperti buku Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu, dan buku Historical Fact and Fiction.
Pesan beliau ini menjadi perhatian serius bagi kami. Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud pun berulangkali mengingatkan hal yang sama. Beliau sering menunjukkan buku-buku tentang sejarah peradaban Islam yang beliau kaji dengan serius. Termasuk diantaranya adalah sejarah kehidupan para sahabat nabi (hayatus shahabat). Sebab, pada masa para sahabat Nabi inilah, ajarah-ajarah Islam dapat diterapkan dalam bentuk yang sangat ideal, sehingga patut dijadikan teladan bagi generasi-generasi sesudahnya.
Mengingat pentingnya pembelajaran sejarah ini, maka sejak awal berdirinya (tahun 2015), Pesantren At-Taqwa Depok memberikan porsi yang sangat besar pada pendidikan sejarah. Sejak tingkat SMP sampai SMA, para santri sudah diajar sejumlah pelajaran sejarah, seperti: Sirah Nabawiyah, Sejarah Nasional Indonesia, Sejarah Perjuangan umat Islam di Indonesia, Sejarah Pancasila, Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Wali Songo, Sejarah Sains Islam, Sejarah Peradaban Barat, Islam dan Budaya Jawa, Perjuangan dan Pemikiran KH Hasyim Asy’ari, Mohammad Natsir, dan Buya Hamka, dan Sejarah serta Pemikiran Para Ulama di Nusantara.
Dalam berbagai kunjungan ke pesantren, saya sering menyampaikan masalah pembelajaran sejarah ini. Kurikulum dan buku-buku sejarah yang baik sangat penting untuk menunjang kesuksesan pembelajaran sejarah. Tetapi, yang terpenting adalah kualitas guru sejarahnya. Lembaga pendidikan perlu serius mengkader guru-guru sejarah yang baik, agar mereka dapat mengajarkan sejarah dengan baik dan benar, dan sekaligus mengkritisi materi-materi pembelajaran sejarah yang salah atau tidak tepat.
Memang, sepatutnya, seorang muslim menyadari, bahwa mempelajari sejarah dengan benar adalah perintah Allah SWT. Setidaknya, ada dua alasan, yaitu: pertama, perintah Allah untuk mempelajari masa lalu; dan kedua, kenyataan bahwa Al-Quran mencontohkan berbagai ajaran di dalamnya dengan peritiwa-peristiwa sejarah.
”Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri melihat apa yang telah lalu untuk masa depan (hari akhirat); dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Menyelidiki apa yang kalian kerjakan.” (QS Al-Hasyr:18).
”Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS Ali Imran: 138).
”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf :111).
Ayat-ayat tersebut memerintahkan umat Islam untuk mempelajari dan merenungkan masa lalu (sejarah). Seorang muslim yang baik adalah yang mau mengambil pelajaran dari masa lalunya. Pada intinya, semua perintah Al-Quran untuk menggali dan mempelajari masa lalu adalah agar kita dapat mendapatkan pelajaran berharga bagi kehidupan kita saat ini.
Lanjut baca,