Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Hari ini, 1 Ramadhan 1442 Hijriah (13 April 2021). Kita bersyukur kepada Allah SWT, karena doa-doa kita semua dikabulkan Allah SWT. Dua bulan lalu, kita sudah berdoa agar diberikan keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban serta disampaikan umur kita untuk memasuki bulan Ramadhan.
Alhamdulillah, Allah berikan nikmat sehat dan kesempatan untuk beribadah di bulan mulia ini. Setiap menjalani ibadah di bulan Ramadhan, maka kita selalu merenungkan makna ayat 183 Surat al-Baqarah. Bahwa, tujuan ibadah puasa Ramadhan adalah agar kita menjadi orang taqwa.
Ibadah puasa, begitu dominan aspek ibadah fisik; menahan makan-minum dan berbagai aktivitas yang membatalkan puasa, mulai subuh sampai maghrib. Tapi, uniknya, tujuan disyariatkannya puasa Ramadhan adalah supaya kita menjadi taqwa (la'allakum tattaqun), bukan supaya kita "jadi kurus". Jadi, puasa adalah ibadah lahir-batin, dan dampak utama yang diharapkannya adalah kesehatan jiwa. Sebab, jiwa yang sehat adalah kunci kemenangan.
"Sungguh telah meraih kemenangan, orang yang mensucikan (jiwa)nya, dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS asy-Syams:9-10).
Jiwa manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk memilih yang baik dan yang buruk. (QS asy-Syams:8). Beruntunglah orang yang mau mensucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotori jiwanya.
Imam Ibn Katsir, dalam tafsirnya, menjelaskan, bahwa maksud mensucikan jiwa adalah menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. Ada doa khusus yang dibaca Rasulullah saw saat membaca ayat ini: "Allahumma Ẩti nafsiy taqwâhâ Anta waliyyuhâ wa-mawlâhâ wa khayru man zakkâhâ."(Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaannya, Engkaulah wali dan Tuannya; dan Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya).
Lanjutbaca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/ramadhan:-ini-momentum-kemenangan-kita