Artikel ke-1.325
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (QS Fathir : 5).
Rasulullah saw bersabda: “Allah SWT berfirman bahwa sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif, kemudian datanglah setan kepada mereka, maka kemudian setan pun menyelewengkan mereka dari agama mereka.” (HR Muslim).
Akibat godaan atau tipudaya setan, tidak sedikit manusia yang terkecoh dan kemudian memuja kenikmatan duniawi, sehingga melupakan kehidupan yang sesungguhnya di akhirat. Pada hakikatnya, itulah kesuksesan setan dalam menghiasi hal-hal maksiat dan kejahatan, sehingga tampak indah dan menawan di mata manusia.
“Iblis berkata: Ya Tuhanku, karena Engkau telah sesatkan aku, maka pasti akan aku jadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS An-Nahl:39).
“Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan telah menjadikan mereka memandang baik perbuatan mereka (yang salah), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS an-Nahl:63).
“Demikianlah Kami jadikan untuk setiap nabi ada musuh, yakni setan dari jenis manusia dan jenis jin, (mereka) membisikkan kata-kata indah dengan tujuan untuk menipu,” (QS al-An’am:112).
*****
Di era modern sekarang ini, Iblis dan setan-setan masih terus bekerja keras untuk menjalankan misinya, yaitu menyesatkan manusia. Padahal, setan-setan itu memang terdiri atas setan jenis manusia dan jenis jin.
Dalam bukunya, Risalah untuk Kaum Muslimin (Kuala Lumpur: ISTAC, 2001: 202-203), Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas menggambarkan perkembangan falsafah Barat yang telah membuang Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan mereka, sehingga mereka menempatkan manusia sebagai Tuhan yang merasa berhak mengatur alam dan dirinya sendiri, tanpa campur tangan siapa pun.
“Perkembangan falsafah Barat berarak lancar mengikut perkembangan sainsnya yang mensekularkan semua. Insan semakin dipandang dari segi keutamaan kemanusiaannya dan kepribadiannya dan kebebasan serta kemerdekaannya sebagai diri haiwani. Jikalau dahulu dia telah menghapuskan pupus para dewata di alam purba dengan serangan akal hayawani sehingga alam itu jadi benda biasa bagi tindakannya leluasa, maka kini dengan bantuan falsafah dan sains sekular dia harus pula mendesakkan diri merebut kebebasan serta kemerdekaannya sekalipun dari Tuhan Sarwa Alam, agar dapat dia benar-benar bebas bertindak terhadap alam yang menghadapinya.”
Lanjut baca,
https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/sangat-mendesak,-studi-ilmu-setan