Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Hari ini, Rabu (21 April 2021), di peringati sebagai Hari Kartini. Kehebatan RA Kartini sebagai pejuang dalam memajukan perempuan Indonesia tidak diragukan lagi. Tapi, faktanya, ada banyak perempuan Indonesia yang juga begitu hebat perjuangannya dalam memajukan perempuan dan juga masyarakat Indonesia.
Karena itu, agar terpenuhi rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dan sekaligus memperluas wawasan tentang kehebatan perempuan Indonesia, disamping Hari Kartini, kiranya perlu juga diperingati: Hari Ratu Syafiatuddin, Hari Malahayati, Hari Cut Nya' Din, Hari Rahma El-Yunusiah, Hari Siti Aisyah Tenriole, dan sebagainya.
Perjuangan RA Kartini dalam persamaan pendidikan antara laki-laki dan perempuan sudah sangat dikenal. Kartini memiliki kelebihan dalam penulisan gagasan-gagasannya. Sebagai putri seorang bangsawan Jawa, Kartini terjerat dalam sistem feodalisme yang jelas-jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam tentang pendidikan. Sebab, Islam mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk mencari ilmu.
Kisah Kartini itu terjadi pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. RA Kartini meninggal dunia pada tahun 1904, dalam umur 25 tahun. Sebelum itu, Kartini sempat mengusulkan kepada Kyai Sholeh Darat dari Semarang, agar Kyai hebat itu menerjemahkan al-Quran ke dalam Bahasa Jawa. Kartini sangat tertarik dengan penafsiran surat al-Fatihah oleh Kyai Sholeh Darat.
Itulah RA Kartini, yang hari lahirnya diperingati secara Nasional sebagai Hari Kartini. Perjuangan Kartini patut diapresiasi dan diteladani oleh para perempuan Indonesia. Tapi, patut dicatat, bahwa bumi Indonesia telah melahirkan begitu banyak perempuan pejuang hebat seperti Kartini. Beberapa bahkan meraih prestasi pendidikan dan politik yang sangat tinggi.
Lanjut baca,