WAWANCARA: AKAR MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA ADALAH SEKULARISME

WAWANCARA: AKAR MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA ADALAH SEKULARISME

Artikel Terbaru ke-2.089

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

 

            Berikut ini adalah wawancara dengan sebuah Majalah Islam tentang pendidikan di Indonesia.  Selama ini banyak yang memahami kondisi pendidikan Indonesia dari suatu kasus, seperti kasus Bu Supriyani yang diadili. Paahal, ini hanyalah gejala dari masalah yang lebih besar. Seperti dokter yang mendiagnosa penyakit, kita perlu melakukan analisis menyeluruh untuk memahami akar persoalannya.

Padahal, pendidikan tidak sekadar soal sekolah. Dalam pandangan Islam, pendidikan mencakup berbagai ranah: keluarga, masyarakat, hingga institusi formal seperti sekolah. Sekolah hanya salah satu elemen dalam sistem pendidikan.

            Di tengah maraknya isu seperti ini, adab menjadi kunci penting. Adab itu bukan sekadar sopan santun, tetapi lebih luas. Adab tertinggi adalah adab kepada Allah, yakni mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya.

            Kasus kriminalisasi guru belum tentu menjadi potret nyata kondisi pendidikan nasional. Hubungan antara guru dan murid hanyalah satu sisi dari kompleksitas pendidikan yang lebih luas. Untuk memperbaiki keadaan, dibutuhkan pendekatan menyeluruh dengan menempatkan adab sebagai pondasi utama dalam sistem pendidikan.

 

Tanya: Banyaknya kasus kriminalisasi guru karena mendisiplinkan siswa. Beberapa pihak menilai ini terjadi karena ada krisis adab dalam pendidikan kita. Bagaimana pandangan Ustadz?

Jawab: Sebenarnya semua orang sudah tahu bahwa murid itu harus beradab kepada gurunya. Namun, seperti yang saya bilang tadi, kita tidak bisa hanya berangkat dari kasus tertentu saja. Misalnya, jumlah sekolah atau pesantren di Indonesia itu sangat banyak. Sekarang jumlah pesantren saja mencapai 41.000 lebih. Kalau kita mau mencari kasus-kasus serupa, tentu ada, dan bisa jadi banyak. Tapi apakah kasus-kasus itu menggambarkan wajah pendidikan kita secara keseluruhan? Itu yang perlu kita pikirkan.

Kalau kita ingin memahami sistem pendidikan kita, kita harus melihatnya secara komprehensif. Dari mana kita bisa menyimpulkan pendidikan kita ini baik atau buruk? Apa standar yang kita pakai? Negara mana yang kita jadikan contoh pendidikan terbaik?

 

Tanya: Bisa diterangkan lebih jauh?

Jawab: Kita ini harus mulai memperbaiki cara berpikir dulu. Apa sih yang dimaksud dengan pendidikan? Pendidikan itu bukan sekadar sekolah. Nah, ini problem besar. Pendidikan kita saat ini dipahami sebatas sekolah saja. Bahkan Menteri Pendidikan hanya mengurusi sekolah. Akibatnya, ketika bicara soal survei PISA (Programme for International Student Assessment), yang diukur juga cuma sekolah. Padahal sekolah itu hanya salah satu bagian kecil dari pendidikan.

Ketika sekolah bermasalah, langsung muncul persepsi bahwa pendidikan kita bermasalah. Ini cara berpikir yang keliru. Sekolah yang bermasalah, bukan pendidikannya. Jangan langsung disimpulkan pendidikan Indonesia buruk hanya karena beberapa kasus.

Contohnya, soal tawuran siswa. Berapa sih jumlah siswa yang tawuran? Dari puluhan juta siswa, kasusnya hanya sebagian kecil. Begitu juga dengan kasus guru yang dipenjara, seperti Bu Supriyani. Dari jutaan guru di Indonesia, berapa banyak kasus seperti itu? Kita tidak bisa menarik kesimpulan dari satu-dua kasus.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/wawancara:-akar-masalah-pendidikan-indonesia-adalah-sekularisme

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait