Artikel ke-1.702
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Saat membaca tulisan ini, teruslah berdoa untuk keselamatan dan kemenangan pejuang-pejuang Palestina. Mereka sedang dijajah, diperangi, dan dibantai oleh pasukan Zionis-Israel. Mumpung, dunia sedang menyadari bahwa negara Yahudi Israel adalah satu negara yang kejam dan membahayakan perdamaian dunia.
Meskipun menggunakan dalil-dalil agama dalam mendirikan negara Yahudi dan mengusir warga Palestina, sejak berdirinya, 1948, hingga sekarang, politik Israel tetap didominasi kaum sekuler. Pada pemilu pertama, 1949, kelompok Buruh yang berideologi kiri-sekular sudah mendominasi perpolitikan Israel.
Pada pemilu 1949 itu, dua partai kelompok Buruh, Mapai dan Mapam, meraih 65 kursi dari 120 kursi yang diperebutkan di Knesset (Parlemen Israel). Mapai didirikan oleh Ben-Gurion, tokoh Zionis yang mewarisi kepemimpinan Herzl di World Zionist Organization (WZO). Dominasi Buruh itu berlangsung sampai pemilu 1977, setelah dikalahkan oleh Likud. (Lihat: Don Peretz & Gideon Doron, The Government and Politics of Israel, p. 74-78.)
Di tangan Yahudi sekuler yang mendominasi pemerintahan Israel itulah, Israel masih terus menduduki wilayah Palestina dan melestarikan pengusiran bangsa Palestina dari tanah airnya. Hingga kini, sekitar 4 juta bangsa Palestina masih terus hidup dalam pengungsian. Kondisi ini telah menjadi sumber penting terciptanya konflik-konflik internasional, khususnya antara Muslim dengan Yahudi, apalagi jika yang berkuasa di Israel adalah partai-partai sekuler kanan. Maka, mereka akan terus menggunakan dalil-dalil agama Yahudi untuk melegitimasi penjajahan mereka.
Lebih parah lagi, di tengah arus menguatnya fundamentalisme di kalangan Yahudi, muncul pula dukungan terhadap Zionis Israel dari kalangan kelompok Kristen fundamentalis. Mereka menggunakan legitimasi ayat-ayat Bible dalam mendukung Israel.
Kalangan Kristen ini membenarkan hak historis Israel atas Palestina dengan menggunakan dalil Bible, Kitab Kejadian 12:3: “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Hingga kini, sikap Kristen fundamentalis ini masih sejalan dengan kepentingan pragmatis-imperialistik Barat. Kata Roger Garaudy: "Sebenarnya Israel bukan saja merupakan perwakilan bagi kepentingan kolektif kolonialisme Barat di Timur Tengah -- khususnya Amerika Serikat -- melainkan juga sebagai keping utama dalam hubungan antar kekuatan pada percaturan politik dunia. (Lihat: Roger Garaudy, Israel dan Praktik-praktik Zionisme, hal. 142).
Kelompok Kristen fundamentalis AS, yang lebih dikenal sebagai Kristen Sayap Kanan (The New Christian Right/NCR), mulai dikenal pada akhir 1970-an. Ketika itu masyarakat AS menyaksikan kebangkitan munculnya kelompok ini, yang dalam politik AS dikenal sebagai “a conservative religio-political movement”.
Gerakan yang berakar pada “American evangelical Protestantism” ini bertujuan untuk mendirikan agama Kristen tradisional sebagai kekuatan dominan dalam seluruh aspek sosial kemasyarakatan, termasuk politik. Pesan dari NCR adalah menyerukan kebangkitan agama, regenerasi moral, dan kebangkitan kembali bangsa Amerika.
Jerry falwell, seorang tokoh NCR, menyatakan, bahwa Amerika membutuhkan dampak dari kebangkitan spiritual murni, yang dibimbing oleh pastor-pastor yang percaya pada Bible;
Lanjut baca,
ZIONISME: CONTOH POLITIK IDENTITAS YANG RASIS DAN KEJAM (adianhusaini.id)