Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Pepatah bijak mengataan, ”tak kenal maka tak sayang”. ”Kenal”, lebih dari sekedar tahu. Kenal para ulama Nusantara adalah langkah awal menuju kecintaan pada mereka. Itulah pentingnya pelajaran sejarah peradaban Islam di Nusantara diberikan dengan benar dan menarik.
Kita bersyukur, kini banyak aktivis Islam mengenal nama-nama ulama dan tokoh pergerakan Islam di Timur Tengah, seperti Hasan al-Banna, Taqiyyudin al-Nabhani, Yusuf al-Qaradhawi, Syekh Albani, dan sebagainya. Disayangkan, jika mereka belum mengenal Sunan Bonang, Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, Hamka, Natsir, AR Sutan Mansur, Agus Salim, Nuruddin al-Raniri, Yusuf Maqassari, Abdus Somad al-Falimbani, dan sebagainya.
Disamping mengenal tokoh-tokoh Islam dari berbagai belahan dunia, sudah seharusnya generasi muda Muslim juga mengenal para pejuang Islam di wilayah Nusantara ini. Sebab, merekalah yang telah berjasa besar dalam menyebarkan, menjaga, dan mengembangkan Islam di wilayah Nusantara.
Penyebaran Islam di wilayah Nusantara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei) merupakan suatu proses perjuangan yang sangat hebat. Bagaimana satu kawasan yang selama ratusan tahun didominasi oleh kepercayaan animis, Hindu, Budha, kemudian berubah menjadi kawasan Islam melalui proses dakwah yang damai.
Jika kita telaah sejarah masuk dan penyebaran Islam di wilayah Nusantara ini, kita akan menemui banyak tokoh dan figur yang sangat hebat kualitasnya. Sebutlah contoh kasus para wali yang menyebarkan Islam di Indonesia. Dalam bukunya, Sejarah Kebangkitan dan Perkembangan Islam di Indonesia, (1981), KH Saefuddin Zuhri menulis, Maulana Malik Ibrahim memulai dakwahnya di wilayah Gresik pada tahun 1399. Berdasarkan batu nisan makamnya, Maulana Malik Ibrahim meninggal tahun 1419. Berarti, dalam waktu sekitar 20 tahun, wali ini telah berhasil mencetak kader-kader dakwah unggulan di tanah Jawa, mengingat para wali di Jawa adalah murid dari Maulana Malik Ibrahim.
Lanjut baca,
http://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/berlaku-adillah-kepada-ulama-nusantara
