Artikel Terbaru ke-2.127
Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)
Bingung kuliah dimana? Jawabannya mudah: “Pilihlah kampus yang serius mendidik mahasiswanya menjadi orang yang paling bermanfaat!” Sebab, itulah panduan yang diberikan oleh Rasulullah saw. Jadilah manusia terbaik! Dan manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
Nah, siapa manusia yang paling bermanfaat! Jawabannya juga mudah: “Mereka adalah para Nabi dan pengikut para Nabi!”
Para Nabi (anbiya) adalah orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah SWT. Dalam al-Quran surat an-Nisa ayat 69 disebutkan: “Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Empat golongan itulah yang disebut oleh Allah sebagai “orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah”. Nah, setiap hari kita berdoa semoga kita ditunjukkan kepada jalan yang lurus (shirathal mustaqim). Yakni, jalannya orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
Apakah kita serius dan istiqamah dengan doa kita itu? Atau sekedar berucap tanpa sadar akan konsekuensinya? Jalan yang lurus adalah jalannya para Nabi. Faktanya, jalan hidup para Nabi adalah jalan hidup perjuangan. Jalan hidup para Nabi adalah jalan hidup orang-orang yang siap berkorban untuk melaksanakan tugas yang mulia, yaitu amar ma’ruf nahi munkar!
Para Nabi itu adalah para pejuang yang menjalani kehidupan penuh ujian. Karena itulah mereka menjadi manusia-manusia yang paling mulia! Pekerjaan mereka mengajak manusia – pagi, siang dan malam – agar mendekat kepada Allah SWT.
Pekerjaan mereka itu pekerjaan yang terbaik, karena mereka berjuang memuliakan manusia sebagai hamba Allah dan khalifatullah fil-ardh; agar manusia tidak menjadi makhluk yang hina, karena hanya mengejar dan menuruti hawa nafsunya.
Hati-hati! Jangan menganggap enteng pekerjaan para Nabi. Rasulullah saw diutus untuk menyampaikan ayat-ayat Allah, mensucikan jiwa manusia, dan mengajar al-Kitab dan al-hikmah. (QS al-Jumuah: 2). Itulah pekerjaan utama manusia-manusia mulia yang berjuang untuk senantiasa berada dalam shirathal mustaqim bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah SWT.
Jadi, pekerjaan paling mulia adalah pekerjaan para Nabi. Yakni, pekerjaan yang terkait dengan memperbaiki diri manusia. Hati manusia (qalb) menjadi inti hakikat manusia itu sendiri. Kata Nabi kita saw, jika hati itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika hati itu rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya.
Pekerjaan memperbaiki pesawat, mobil, komputer, HP, rumah, dan jasad manusia adalah baik semuanya. Asalkan diniatkan untuk kebaikan. Tapi, tidak ada pekerjaan yang lebih mulia dan lebih tinggi pahalanya dibandingkan dengan pekerjaan mengajak manusia ke jalan Allah. Sebab, pekerjaan ini memperbaiki hati manusia dan menyelamatkan manusia dari kehinaan dan hidup sengsara di akhirat.
Lanjut baca,