DAKWAH KITA TIDAK GAGAL

DAKWAH KITA TIDAK GAGAL

 

 Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Dalam berbagai acara pengajian, muncul pertanyaan yang bernada pesimis terhadap perkembangan dakwah di Indonesia. Seolah-olah, umat Islam Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang sangat parah dan masa depannya pun suram. Ada juga yang menyatakan, bahwa Indonesia akan hancur, karena konflik internal yang semakin parah.

Tidak dapat dipungkiri, pengaruh media sosial dan media online saat ini sangatlah dominan dalam membentuk persepsi publik. Padahal, berita adalah “fakta semu”, bukan fakta yang sebenarnya. Berita adalah produk “rekayasa” terhadap fakta.

Seorang pejabat negara yang jarang tampil atau bicara di publik lalu dicap sebagai pejabat yang tidak berbuat apa-apa untuk Islam. Anggota DPR mendapatkan cap sebagai tukang tidur, karena jarang muncul di media massa, dan sekali muncul, ketahuan sedang tidur dalam ruang sidang. Lalu, muncullah persepsi publik terhadap para pejabat tadi, bahwa mereka tidak berbuat apa-apa. Kerjanya hanya makan gaji buta, dan sebagainya.

Padahal, bisa jadi, para pejabat tadi melakukan sesuatu yang tidak diketahui oleh masyarakat luas. Misalnya, aktivitas lobi, menyusun konsep-konsep strategis, memberikan bantuan secara diam-diam kepada sejumlah orang yang membutuhkan bantuan.

Jadi, tidak sepatutnya, kita terlalu cepat dan terlalu mudah menyimpulkan, bahwa si A itu begini atau begitu, hanya karena membaca judul-judul berita media online. Untuk menyimpulkan sesuatu, perlu dilakukan verifikasi berita dan analisis yang komprehensif. Dalam dunia ilmiah, hal-hal seperti ini sangat ditekankan, agar kita tidak keliru dalam membuat kesimpulan.

Di sinilah perlunya kita memiliki tradisi berpikir kritis atau komprehensif. Contoh, karena melihat satu video seorang yang meninggal setelai disuntik obat tertentu, lalu seorang menyimpulkan bahwa obat itu berbahaya dan tidak layak dikonsumsi. Yang perlu dilakukan adalah kajian mendalam, mengapa ia mati. Apakah betul ia meninggal karena obat itu, atau karena penyakit tertentu yang tidak cocok dengan obat itu. Berapa persen dari konsumen obat itu yang mengalami efek samping yang parah, dan sebagainya.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/dakwah-kita-tidak-gagal

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar