HARUS TETAP HIDUP RUKUN DI TENGAH USAHA KRISTENISASI DAN ISLAMISASI

HARUS TETAP HIDUP RUKUN  DI TENGAH USAHA KRISTENISASI DAN ISLAMISASI

 

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Kristenisasi adalah kewajiban bagi umat Kristen. Begitu pula umat Islam wajib melakukan Islamisasi. Tentunya, kedua usaha itu harus dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan beragama dan berbangsa.

Misi Kristen untuk mewartakan Kristus kepada umat Islam dan agama-agama lain, adalah ajaran pokok dalam Gereja. Karena itu, kaum Kristen merasa wajib menjalankan perintah itu, dengan cara apa pun, sesuai situasi dan kondisi; ada yang secara terang-terangan membagi-bagikan Bibel kepada umat Islam, melakukan manipulasi dengan penerbitan buku-buku Kristen berkedok Islam, melalui cara pelayanan sosial, dengan cara menujukkan keteladanan, dan sebagainya.

Sebuah metode menjalankan misi Kristen yang ‘agak berbeda’ dari yang lain, dijelaskan oleh Prof. Frans Magnis Suseno, dengan menyatakan: “Tidak perlu kita sembunyikan bahwa agama Kristen adalah agama misionaris, sama seperti agama Islam. Kita tahu diri diutus oleh Yesus untuk menjadi saksi-Nya sampai ke batas dunia. Itu yang dimaksud dengan istilah “agama universal”. Akan tetapi, sifat “misionaris” tidak berarti bahwa kita menganggu orang yang beragama lain. Kadang-kadang saudara-saudara kita dari umat-umat beragama lain mengkhawatirkan apa yang mereka sebut sebagai “kristenisasi”. Namun memberikan kesaksian itu lain sama sekali daripada “mengkristenkan”. Kata “kristenisasi”  memberikan kesan bahwa ada orang yang diperlakukan sebagai objek. Akan tetapi kita tidak mengkristenkan siapa-siapa. Yesus sendiri tidak pernah mendesakkan diri pada orang lain, ia selalu menghormati suara hati setiap orang.’’ (Lihat, Frans Magnis Suseno, Menjadi Saksi Kristus Di Tengah Masyarakat Majemuk, (Jakarta : Obor, 2004), hal. 65).

Jadi, masalah Kristenisasi adalah problem riil yang ada di Indonesia. Tidak perlu ditutup-tutupi dan ‘disembunyikan di bawah karpet’. Semuanya jelas, sebagaimana kewajiban dakwah bagi kaum Muslim. Masalah ini perlu dikaji secara ilmiah, agar diperoleh gambaran yang komprehensif dan proporsional. Apalagi, sejak dulu, kaum misionaris Kristen sudah menyadari dan merasakan, bagaimana beratnya melaksanakan tugas misinya ke dunia Islam. Jurnal Misi Kristen The Moslem World edisi Oktober 1946 mengutip ungkapan J. Christy Wilson, seorang Misionaris Kristen: “Evangelism for Mohammedans is probably the most difficult of all missionary tasks.”

Indonesia, yang dikenal sebagai sebuah negeri muslim terbesar di dunia, tentu saja menjadi target dari misi Kristen. Penduduk Indonesia kini sekitar 210 juta jiwa. Data Survei Penduduk Antar Sensus (Supas) tahun 1990 yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan prosentase umat beragama di Indonesia sebagai berikut: Islam (87,2%), Kristen Protestan (6,0%), Katolik (3,6%), Hindu (1,8%), Budha (1,0%), lain-lain (0,3%). Merujuk pada prosentase itu, maka jumlah umat Islam Indonesia kini mencapai 183,12 juta jiwa.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/harus-tetap-hidup-rukundi-tengah-usaha-kristenisasi-dan-islamisasi

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait