HINDARKANLAH DUA SIKAP EKSTRIM INI

HINDARKANLAH DUA SIKAP EKSTRIM INI

Artikel Terbaru ke-2.254

Oleh: Bana Fatahillah (Guru Pesantren At-Taqwa Depok)

 

Umat Islam sudah sepatutnya bersikap adil dan jangan bersikap ekstrim (tatharruf). Jangan sampai seorang muslim terjebak ke dalam sikap seperti dua kelompok ini. Sebab, ini bisa merusak keimanan dan amalnya.

Dua sikap ekstrim itu adalah: (a) Mereka yang berlebihan dalam mengartikan ‘kebebasan’ sehingga menerobos batasan-batasan yang telah dibuat. Dalam hal ini adalah kelompok sekuler-liberal yang teradopsi pemikiran orietalis Barat. Contoh yang terkenal di Mesir, misalnya, Nashr Hamid Abu Zaid yang mengatakan bahwasanya al-Quran adalah produk budaya, dan (b) kelompok ekstrimis yang mudah memvonis kafir atas saudara muslimnya. Bahkan, ada yang sampai memeranginya karena dianggap tidak menjalankan syariat Islam sebagaimana yag diinginkan.

Untuk kelompok pertama, Islam sangatlah menentang sikap seperti demikian. Dr. Abas Syauman dalam kitabnya Nazarāt fi al-Tajdīd menegaskan bahwa orang-orang model seperti ini  ialah orang yang mempunyai semangat pembaharuan dan reformasi terhadap ajaran Islam namun tidak mengetahui batasan-batasan yang ada.

Melakukan pembaharuan bukan berarti menghancurkan pondasi yang telah dibangun, melainkan membenahi apa yang kurang ataupun mengganti apa yang sudah tidak cocok. Ibarat sebuah rumah, harusnya, bukan pondasinya yang dihancurkan melainkan cat rumah itu yang diganti.

Ada pun kelompok kedua, rasanya tidak perlu dibahas. Sebab sikap mereka yang demikian sama sekali tidak menggambarkan Islam sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Jangankan memvonis kafir, Rasulullah pernah marah kepada Usamah bin Zaid karena telah membunuh orang yang telah mengucap syahadat meski Usamah tahu bahwa perkataan itu hanyalah tipuan yang dibuat oleh orang tersebut agar tidak dibunuh. Para ulama akidah sepakat bahwasanya tidak boleh bagi seorang muslim memvonis kafir ahli kiblat selagi tidak ada perbuatan yang membuatnya keluar dari Islam. 

Karena itulah, kita perlu membudayakan sikap wasathiyatul Islam. Ada banyak contoh lain tentang konsep wasathiyah dalam ranah akidah jika ingin ditelaah. Tidak hanya akidah, dalam al-Quran banyak sekali perintah ibadah yang dibarengi dengan naungan wasathiyah, seperti misalnya dalam berinfak atau berpakaian yang mana tidak diboleh kikir namun tidak boleh juga berlebihan.

Dalam penggunaan akal kita disuruh oleh Allah untuk memakai peran akal yakni berfikir dan dilarang mengabaikannya. Sebab yang demikian lebih parah dari hewan, karena mempunyai akal namun tidak digunakannya. Dan masih banyak lainnya lagi.

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/hindarkanlah-dua-sikap-ekstrim-ini

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait