JANGAN KELIRU, INILAH PUNCAK PERADABAN ISLAM

JANGAN KELIRU, INILAH PUNCAK PERADABAN ISLAM

Oleh: Dr. Adian Husaini (www.adianhusaini.id)

Pada 21 Januari 2016, Harian Republika menurunkan satu artikel tulisan Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud, berjudul “Peradaban Fadhilah”.  Menurut guru besar pemikiran Islam di Universitas Teknologi Malaysia ini, apa yang biasa disebut sebagai “Zaman Keemasan Islam” (Golden Age of Islam) adalah pencapaian besar pada aspek-aspek yang berbeda pada masa yang berbeda pula.

Sisi akhlak dan ruhani mencapai puncak paling tinggi di Zaman Nabi saw yang membentuk dasar dan hakikat peradaban Islam. Sedangkan aspek-aspek lain – aspek sains, ekonomi, kesenian, kebuda yaan, dan teknologi– muncul sesudah itu.
            George Saliba (G. Saliba, A History of Arabic Astronomy: Planetary Theories During the Golden Age of Islam,1994) menyebutkan, zaman Keemasan Pencapaian Sains Islam seharusnya dipindahkan dari abad ke-9 dan ke-10 M ke abad ke-13 dan ke-14 M.  Pada periode ini, sains Islam sejati – sesuatu yang lebih sesuai dengan keperluan keagamaan dan ke masyarakatan – hadir dalam wujud yang sesungguhnya, sebagaimana dapat dilihat pada karya al-Jazari (m. 1205) di dalam permesinan, Athir al-Din al-Abhari (c. 1240) di dalam astronomi, Mu'ayyad al-Din al-'Urdi (m. 1266) di dalam astronomi, Nasir al-Din al-Tusi (m. 1274) di dalam astronomi dan ma tematika, Qutb al-Din al-Shirazi (m. 1311) di dalam astronomi, Ibn al-Shatir (m. 1375) di dalam astronomi, Kamal al-Din al- Farisi (m. 1320) di dalam Optik, Ibn al-Baytar (m. 1248) di dalam pharmakologi, and Ibn al-Nafis (m. 1288) di dalam kedokteran.
            Tetapi, menurut Prof. Wan Mohd Nor, zaman Keemasan Islam yang sejati, yang mencerminkan sifat dan ruh sejati manusia berdasarkan Islam, didefinisikan dan diukur dengan standar dan kriteria ruhani dan akhlak yang digariskan oleh Nabi Muhammad saw dan generasi awal Muslim. “Justeru itu zaman Nabi adalah Zaman Keemasan Islam yang sebenar,” tegas Prof. Wan Mohd Nor.

Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau sendiri menjadi contoh dalam pencapaian akhlak. Beliau dipuji dalam al-Quran, sebagai orang yang akhlaknya sangat mulia. Kata Aisyah r.a., akhlak Rasulullah saw adalah al-Quran.

Karena itulah, Prof. Wan Mohd Nor menegaskan: “Kriteria dan standar ruhani dan ke unggulan akhlak telah disempurnakan. Kesempurnaan budi pekerti yang suci dari manusia telah dicapai oleh Nabi,  seorang Teladan, telah mapan untuk sepanjang zaman dan tempat, tiada lapuk oleh waktu (timeless).”
            Lebih jauh Prof. Wan Mohd Nor menjelaskan, bahwa kebanyakan --  jika tidak semua -- pencapaian besar peradaban Islam di masa lalu,  telah banyak dilampaui oleh sumbangan dari bangsa-bangsa dan peradaban lain, khususnya peradaban Barat modern. Tetapi pencapaian Islam di dalam sisi akhlak dan ruhani yang telah dicapai oleh Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya tetap menjadi standar percapaian tertinggi di dalam sejarah manusia.
            Prof. Wan Mohd Nor juga menjelaskan, bahwa Peradaban Islam bukan hanya peradaban akhlak (ethical-moral), karena akhlak, sebagaimana dalam kasus Yunani Kuno dan Barat Modern Sekular, dapat dihasilkan dari akal pikiran dan kesepakatan sosial demokratis.

“Dalam pandangan saya, proyek akhlak modern seperti Global Ethics nampaknya didasarkan kepada pemahaman sekular yang dalam beberapa hal penting, bertentangan dengan dasar-dasar agama. Begitu juga Deklarasi Hak Asasi Manusia dari PBB, yang semuanya tidak menolak dasar suci dan keagamaan sejauh tidak bertentangan dengan kerangka filosofis dan akhlak sekular,” tulis Prof. Wan Mohd Nor. 

Lanjut baca,

https://member.adianhusaini.id/member/blog/detail/jangan-keliru,-inilah-puncak-peradaban-islam

 

Dipost Oleh Super Administrator

Admin adianhusaini.id

Post Terkait

Tinggalkan Komentar